Pihaknya tidak bisa menangkap hewan tanpa tuan yang berkeliaran di jalanan. Mau dibawa ke mana hewan itu jika sudah ditangkap. Sementara jelas aturan tidak boleh bertindak kasar terhadap hewan peliharaan.
Giatno menambahkan, anjing yang menyerang enam warga Siak pada Sabtu (22/7) tersebut durasi waktunya berbeda. ‘’Lima diserang anjing yang sama dan satu lagi anjing yang berbeda,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Siak Zulfikar M Ali SKM mengatakan, pihaknya sudah menangani para korban dengan cara membersihkan luka dan menyuntik vaksin antirabies. Tujuh hari ke depan setelah suntikan pertama, akan diberikan suntikan vaksin antirabies lanjutan, demikian juga selanjutnya hari ke-14 dan hari ke-21.
“Terkait hal ini, kami sudah koordinasi dengan Dinas Peternakan, termasuk teknis penanganannya,” kata Zulfikar, Senin (24/7).
Zulfikar menjelaskan anjing yang menyerang warga tersebut diduga liar karena tidak ada warga yang mengakui kepemilikan anjing itu. Anjing tersebut awalnya menyerang anak umur 6 tahun , warga Kwalian. Korban diserang anjing di belakang Hotel Jalan Hang Tuah Kota Siak. “Korban digigit di punggung kanan. Ditolong oleh ibunya dan ibunya kena gigit di tangan kiri,” terang Zulfikar.
Korban ketiga adala laki laki, penjual es doger dekat Kwalian. Dia digigit di bagian kaki kiri dan tangan kanan. Sedangkan korban keempat juga warga Kwalian yang digigit di dada kiri. “Anjing menyerang dengan cara melompat ke dada korban,” ungkap Zulfikar.
Kasus kelima, anjing menyerang di Buantan Besar, ketika korban membersihkan lahan di Jalan Meranti, sekitar pukul 17.00 WIB. “Saat hendak pulang, korban diserang. Lalu terjadi perkelahian. Anjing mati di tangan korban. Lalu sampelnya dibawa oleh pihak Dinas Peternakan untuk diuji di laboratorium Pekanbaru,” jelas Zulfikar.
Sampai pukul 18.00 WIB, korban masih menjalani perawatan di Puskesmas Siak. Dan dijelaskan Zulfikar, kepada korban yang merasa demam, silakan cek kondisinya ke puskesmas. Lebih jauh dikatakan Zulfikar, warga diminta waspada terhadap anjing yang ekornya masuk di antara dua kaki belakang, dan mengeluarkan liur yang banyak.
Zulfikar juga mengajak semua pihak untuk menjaga hewan peliharaannya, terutama anjing. “Jangan biarkan anjing berkeliaran di jalanan,” ucap Zulfikar.
Sementara di tempat terpisah, Lurah Kampung Rempak Agusri, mengatakan dari lima korban serangan anjing rabies, empat adalah warganya. Dia sudah berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Siak.
“Sekecil apapun perkembangannya akan kami laporkan sehingga warga kami kembali pulih,” katanya. ‘’Kepada warga yang punya peliharaan terutama anjing, jangan biarkan berkeliaran dan sebaiknya segera divaksinasi. Jangan sampai ada korban lagi,’’ tambahnya.
Di tempat terpisah, informasi yang diperoleh bahwa ada juga remaja putri pelajar SMP, warga Kampung Temusai, Kecamatan Bungaraya yang bersekolah di Kecamatan Sabak Auh pada Selasa (18/7) lalu, saat pulang sekolah. Korban sudah divaksin antirabies dan sudah kembali bersekolah.
Artinya, selama dua pekan ini, tujuh warga diserang anjing, lima orang warga Siak diserang anjing yang sama, satu warga Suak Lanjut, Kecamatan Siak digigit anjing berbeda, demikian juga pelajar SMP di Bungaraya yang kakinya digigit anjing di wilayah Kecamatan Sabak Auh.
Kenali Hewan Positif Rabies
Kadiskes Kota Pekanbaru, dr Zaini Rizaldy Saragih menjelaskan, rabies merupakan virus mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi. Rabies biasanya menyebar melalui gigitan hewan. Binatang yang paling mungkin menyebarkan rabies antara lain anjing, kelelawar, anjing hutan, rubah, sigung, dan rakun.
Kasus hewan peliharaan yang positif rabies hingga banyaknya warga yang terjangkit rabies saat ini tengah menjadi topik pembahasan di berbagai daerah di Tanah Air. Itu sebabnya pihaknya meminta warga agar mengenali gejala dan cara penanganan jika digigit hewan penular rabies.
“Rabies ini ditularkan dari gigitan hewan penyebab rabies seperti kucing, anjing, dan kera. Cuma perlu diingat juga, tidak semua gigitan hewan peliharaan itu pasti rabies,” ucapnya.
Untuk hewan peliharaan yang positif rabies, ungkap Zaini dapat dilihat dari perilaku hewan bersangkutan. Di mana hewan seperti anjing dan kucing yang terinfeksi rabies akan tampak buas, gelisah, sensitif, ketakutan, dan sering kali mengeluarkan busa dari mulutnya.
Rabies dapat menular dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui gigitan, cakaran, dan air liur. “Ciri-cirinya itu suka menyendiri, takut sama cahaya dan juga takut sama air,” ucapnya.
Sementara untuk warga yang terjangkit rabies, terang dia, gejalanya bisa terlihat dari hari pertama gigitan sampai 14 hari pasca digigit hewan penular rabies. “Kalau manusia yang tertular rabies, gejalanya juga takut sama air, gelisah, dan juga ada yang disertai demam,” tambahnya.
Mengingat belum adanya obat khusus rabies, lanjut Zaini, maka ada beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan warga apabila digigit hewan penular rabies. Pertama, segera dicuci dengan sabun pada bekas gigitan tersebut. Setelah itu, langsung mendatangi puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk diberikan penanganan dan diobati. “Kalau dinilai perlu, baru diberikan vaksin anti rabies,” ujarnya.
Untuk vaksin sendiri, disampaikan Zaini bisa didapatkan warga secara gratis di seluruh puskesmas di Kota Pekanbaru. “Vaksin ini untuk mencegah saja. Karena kalau sudah terkena rabies, itu belum ada obat khususnya. Jadi kalau terindikasi terjangkit rabies, baru diberikan vaksin antirabies,”tuturnya.(sol/ayi/mng)