11 Pelajar dan Mahahasiswa Tertular di Siak
Memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia, Bupati Siak Drs H Alfedri MSi, merespons dengan menginformasikan 268 warga Siak terdeteksi HIV AIDS. Dari jumlah itu, 11 di antaranya pelajar dan mahasiswa. Informasi itu dibacakan Bupati Alfedri ketika membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pemkab Siak dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Semua yang hadir tertegun atas informasi itu. "Apapun ceritanya HIV/AIDS ada di Kabupaten Siak, bagaimana caranya kita menangani mereka untuk mendapatkan obat-obat, melakukan pemeriksakan diri secara kontiniu melalui klinik VCT yang ada di RSUD Tengku Rafi’an," tegas Bupati Alfedri.
Ada kegelisahan dan kesedihan di wajahnya. Bupati tak mampu menyembunyikan hal itu. Selanjutnya Bupati Alfedri mengatakan mereka yang rentan terdampak adalah ibu rumah tangga, usia produktif dan LGBT. "Mari kita kampanyekan bahaya virus ini, menjadi musuh bersama pada Hari HIV AIDS Sedunia Desember mendatang," ucap Bupati Alfedri.
Terkait 11 mahasiswa dan pelajar, sejauh ini terindikasi karena hubungan seks dan jarum suntik. Tentu tetap dilakukan pembinaan keagamaan terhadap mereka, berikut kelompok rentan. "Keberadaan mereka merata di setiap kecamatan, demikian kelompok rentan, mengingat hal ini seperti gunung es," terang Bupati Alfedri.
Semua pihak harus berperan, tidak hanya memberikan perlindungan terhadap mereka yang berada dalam HIV AIDS, tapi juga terhadap mereka yang rentan. Perlindungan dan pembinaan memang saatnya semua pihak ambil bagian, sehingga mereka dapat bangkit menata diri dalam meraih cita cita demi masa depannya.
Cegah HIV/AIDS, Setia dengan Pasangan
Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar telah berupaya dalam pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) HIV. Kepala Dinas Kesehatan Kampar Dr Zulhendra Das’at MHKes melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Haryanto SKM MKM mengatakan, data kasus HIV/AIDS dari 2010 sampai Oktober 2022 tercatat sebanyak 104 kasus.
Haryanto menambahkan, upaya pencegahan yang dilakukan Dinas Kesehatan dengan melaksanakan screening untuk ibu hamil, pasien TBC dan pasien infeksi menular seksual.Dengan melakukan rapid terhadap pasien tersebut maka bisa diketahui positif atau tidak. ‘’Screening juga dilakukan untuk populasi kunci untuk wanita penjaja seks, laki-laki berhubungan seks sesama jenis, waria, dan warga binaan Lapas," jelas Haryanto.
Di Rokan Hilir (Rohil), Ketua KPA Rohil Isliyanto menerangkan untuk upaya pencegahan kepada masyarakat luas telah diberikan informasi maupun sosialisasi tentang bahaya dan penularannya HIV/AIDS dengan tidak melakukan perilaku yg berisiko seperti seks bebas, narkoba dan cara penularan HIV/AIDS yaitu melalui hubungan seksual, darah dan ASI. "Selain itu sangat penting pemeriksaan HIV bagi orang yang berisiko tinggi tertular," katanya.
Di Indragiri Hilir (Inhil), Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Inhil H Syamsuddin Uti, menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penanggulangannya, bisa melalui pemberian edukasi kepada masyarakat, mahasiswa dan kelompok usia yang rentan. "Bisa dengan sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat,"urainya, Selasa (29/11).
Hal yang sama juga disampaikan anggota KPA Inhil Devi Natalia, bersama pihak-pihak terkait pihaknya akan terus bekerja keras melakukan pendataan HIV/AIDS kepada masyarakat. Penyebaran kasus HIV/AIDS, katanya banyak terjadi di kalangan anak muda. Hal itu dikarenakan pola pergaulan bebas, penyalahgunaan obat terlarang bahkan kegiatan free sex dan lain sebagainya. "Dari jumlah itu, laki-laki lebih dominan dari perempuan," paparnya.
Di Pelalawan Ketua KPA Pelalawan Asril SKM MKes mengatakan untuk mengantisipasi penyebaran HIV/AIDS di daerah ini, pihaknya telah melakukan berbagai langkah seperti menggalakan sosialisasi terkait bahaya HIV AIDS kepada masyarakat melalui seminar dan program kesehatan lainnya.
Di antaranya adalah memberikan pengarahan pada kelompok-kelompok yang beresiko tinggi, menyediakan outlet-outlet pengaman (kondom) di tempat-tempat yang beresiko tinggi, memberikan pelayanan mobile VCT pada masyarakat serta melalui klinik Inspeksi menular Seksual (IMS).
"Dan kita juga mengadakan pemeriksaan mobile VCT bekerja sama dengan Kelompok Kerja yang ada di daerah ini. Serta melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan beserta penanggulangan lainnya terhadap penyakit yang sangat mematikan tersebut," ujarnya. "Tapi pada intinya, kita akan terus intens memantau penyebaran penyakit mematikan tersebut di semua kecamatan yang ada di daerah ini. Dan kita berharap, melalui berbagai upaya preventif yang dilakukan, penyebaran HIV/AIDS di daerah ini bisa diminimalisir," tuturnya.(sol/wir/ilo/epp/kas/MX12/mng/kom/fad/ind/amn)