Kasus Covid-19 Harian di Riau Bertambah 246 Orang

Riau | Selasa, 15 Februari 2022 - 11:15 WIB

Kasus Covid-19 Harian di Riau Bertambah 246 Orang
Masrul Kasmy (Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau) (INTERNET)

Saat ini, ruang inap Covid-19 atau pinere di RSUD Tengku Rafian tetap tersedia, meskipun grafik kasus sudah melandai. Ditambahkan Kepala Bidang Layanan dan Penunjang Medis dr Hartini, di Pinere ada dua dokter penanggung jawab paru-paru, beserta dokter umum lainnya, berikut tenaga keperawatan dan petugas penunjang lainnya. "Hal ini yang semakin memaksimalkan pelayanan Covid-19 yang terus kami tingkatkan," jelas dr Hartini.

Sementara Dokter Penanggung Jawab Paru RSUD Tengku Rafian Siak dr Erneti Aziz SpP menyampaikan saat ini belum ada pasien yang dirawat. Namun, pihaknya tetap melakukan persiapan dengan 75 tempat tidur dan 10 di antaranya untuk ICU.


"In sya Allah kami semua siap, mulai obat antivirus, vitamin dan penunjang lainnya," jelasnya.

Tidak hanya sampai di situ, tempat tidur yang sudah sudah ada ventilator, dua dokter paru dan dua dokter penyakit dalam, anastesi dan bedah juga ada serta enam dokter umum kami siagakan.

Untuk kasus Omicron, menurutnya ldi Siak baru dalam status probable atau kemungkinan. Probable Omicron diketahui setelah dites PCR metode S-Gene Target Failure (SGTF) untuk mendeteksi dini varian Omicron. Tes PCR metode STGF tersebut bisa dilakukan di RSUD Perawang dan Pekanbaru yang membutuhkan waktu tiga hari. Sedangkan untuk memastikan adanya varian Omicron dilakukan dengan Whole Genome Sequencing di Jakarta dan memerlukan waktu lebih dari satu pekan.

Sementara di sisi lain, Satpol PP bersama Tim Yustisi menggelar operasi di sejumlah titik. Titik tersebut di antaranya Pos Dishub Jembatan TASL dan Bundaran Kwalian. Dikatakan Kakan Satpol PP Kaharuddin mengatakan pihaknya melakukan operasi untuk memastikan semua warga melakukan vaksinasi kedua.

"Bagi yang sudah kedua, kami sarankan untuk ketiga yaitu boster. Sedangkan yang belum melakukan vaksinasi di tempat operasi," ucap Kaharuddin.

Indonesia Amankan 500 Juta Vaksin Covid-19
Diplomasi vaksin Covid-19 Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terus bekerja. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 500 juta dosis vaksin Covid-19 yang sudah berhasil diamankan untuk masyarakat Indonesia.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan, vaksin tersebut diperoleh dari berbagai jalur baik bilateral maupun multilateral. Di mana, dari 500 juta dosis tersebut didapat secara gratis baik melalui jalur Covax maupun dukungan dose sharing negara-negara sahabat.  "Pandemi telah memberikan tantangan pada pelaksanaan tugas diplomasi. Namun, Kami bersyukur tugas diplomasi itu dapat bekerja semaksimal mungkin," ungkapnya dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, kemarin (14/2).

Dalam kesempatan itu, Retno turut menyoroti kesetaraan vaksin Covid-19 di seluruh dunia. Hal ini terlihat dari data UNDP, di mana per 9 Februari 2022, tercatat 68,18 persen warga di negara dengan pendapatan tinggi telah menerima satu dosis vaksin Covid-19. Sementara, di negara dengan penghasilan rendah baru 12,11 persen warganya yang menerima suntikan dosis pertama. Seperti di Afrika misalnya, 85 persen penduduk di sana belum mendapatkan vaksin Covid-19 hingga saat ini.

Karenanya, lanjut dia, diplomasi Indonesia juga terus menyuarakan pentingnya kesetaraan akses vaksin Covid-19 ini bagi semua negara. Perjuangan ini dilakukan Indonesia melui COvax facility, di mana Retno menjadi salah satu Co-chair COVAX AMC Engagement Group. "Covax facility bekerja keras mempersempit kesenjangan vaksin di seluruh dunia," ungkapnya.

Sementara itu, vaksinasi Covid-19 ternyata mempengaruhi angka kesakitan dan kematian pada mereka yang terinfeksi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa mereka yang meninggal dan berada di ruang ICU, 60 persen belum vaksin lengkap. "Untuk itu tolong segera vaksin," katanya.

Angka kematian Covid-19 pada gelombang Omicron ini sudah menyentuh 111 kasus. Budi menuturkan bahwa biasanya puncak kematian terjadi dua minggu setelah puncak kasus. Ini belajar dari gelombang varian delta. "Mungkin ada kenaikan kematian tapi saya yakin tidak sampai 500 atau 1.000," ucapnya.

Pada gelombang delta lalu, angka kematian harian tertinggi adalah 2069 orang dengan puncak kasus harian mencapai 56 ribu. Selanjutnya dia membeberkan masih banyak provinsi yang belum tuntas vaksin Covid-19. Secara nasional, cakupan vakasinasi kedua belum mencapai 70 persen. Dalam kurun waktu tiga bulan saja, ada 10 juta orang yang terlambat mendapatkan vaksin. (sol/wir/mng/jpg) 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook