"Pascapenjemputan paksa terhadap jenazah reaktif, kami masih melakukan penelusuran untuk dilakukan swab," ujar Elis, Ahad (4/7).
Menurutnya, sepanjang Sabtu (3/7) pihaknya sudah melaksanakan swab dan antigen terhadap 48 warga. Warga yang sudah di-swab dan antigen tersebut, merupakan warga yang ikut atau hadir saat penyelenggaraan jenazah reaktif Covid-19. Dari hasil antigen, diketahui satu orang warga reaktif Covid-19.
"Saat ini terkendala tentang data warga. Karena saat di-swab tidak membawa KTP. Sementara pengajuan tes swab harus ada NIK," ungkapnya.
Sementara itu Polres Inhu menurunkan 35 personel untuk pengamanan di lokasi pelaksanaan lockdown mikro, Ahad (4/7). Pengamanan juga dibantu sejumlah personel dari jajaran. Pelaksanaan lockdown mikro di Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida, akibat sejumlah warga daerah itu ikut dalam penjemputan paksa terhadap jenazah berinisial Tri. Jenazah tersebut berdasarkan hasil tes pihak RSUD Indrasari Rengat, yakni reaktif Covid-19. Pengamanan di lokasi pelaksanaan lockdown mikro akan berlangsung selama dua pekan ke depan.
"Pada hari pertama untuk pelaksanaan swab dan antigen di lokasi lockdown, diturunkan sebanyak 200 personel gabungan," ujar Kapolres Inhu AKBP Efrizal SIK melalui Kabag Ops Polres Inhu Kompol Suratman, Ahad (4/7).
Selama lockdown mikro, pihaknya bersama Pemkab juga telah mendirikan dapur umum. Pendirian dapur umum ini juga atas inisiasi Kapolres Inhu AKBP Efrizal SIK. Sehingga dengan adanya pendirian dapur umum, dapat membantu warga. Karena selama pelaksanaan lockdown mikro, warga di RT 26 RW 07 Kelurahan Pangkalan Kasai untuk sementara belum boleh beraktivitas keluar wilayah.
"Kami bersama Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Inhu telah melaksanakan PPKM mulai sejak Sabtu (3/7) hingga dua pekan kedepan," ucapnya.(sol/kas)
