"Iya, ada penambahan pasien positif 14 orang. Jumlah ini jauh berkurang jika dibanding dengan data tiga pekan terakhir. Kalau data sebelumnya, rata-rata 50 hingga 80 per hari," kata Amelia.
Ke depan, pihaknya berharap kasus Covid-19 di Kuansing terus berkurang. Sehingga, masyarakat bisa menjalani aktivitas seperti biasa.
"Saat ini, total kasus Covid-19 sudah mencapai 2.211 kasus, dengan rincian, isolasi mandiri 429 orang, rawat di rumah sakit 25 orang, sembuh 1.705 orang dan meninggal dunia sebanyak 52 orang," kata Amelia.
Kejar Target, Laksanakan Vaksinasi Massal
Vaksinasi bagi warga lanjut usia di Kepulauan Meranti masih jauh dari target sasaran. Terlebih, masih ada sekitar 3.800 dosis vaksin yang belum disalurkan kepada target sasaran, terutama lansia. Menindaklanjuti kondisi tersebut vaksinasi massal pun digencarkan di beberapa lokasi. Mulai dari seluruh puskemas yang tersebar, termasuk di RSUD Kepulauan Meranti.
Vaksinasi massal tidak hanya dilakukan pemerintah melalui dinas kesehatan, tetapi juga aparat keamanan. Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kepulauan Meranti mencatat, capaian vaksinasi pertama untuk lansia, dari target 29.640 orang, baru 1.166 orang yang disalurkan.
Seperti dibeberkan Wakil Ketua Satgas Covid-19 AKBP Eko Wimpiyanto yang juga menjabat sebagai Kapolres setempat mengabarkan jika, Kamis (3/6) akan dilaksanakan vaksinasi massal, untuk mengejar sasaran dari target yang telah ditetapkan. Pasalnya pemerintah pusat memberi waktu jika vaksinasi lansia akan berakhir hingga akhir Juni 2021 ini.
"Jadi besok (hari ini, red) vaksinasi massal akan dilakukan di 11 puskesmas dan RSUD. Tentu ini harus terus digelorakan, agar target yang telah ditetapkan hingga akhir bulan ini benar-benar tercapai," ungkapnya.
Vaksinasi massal ini akan menyasar 1,000 orang di seluruh lokasi yang telah diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro. Untuk itu hendaknya seluruh masyarakat, khususnya lansia beramai-ramai mendatangi puskemas untuk mengikuti program tersebut. Karena di samping efektif memutus mata rantai penularan Covid-19, vaksinasi dapat mengurangi risiko kematian bagi yang terpapar.
"Saya mengajak kepada seluruh masyarakat. Terutama lansia dapat beramai-ramai datang ke puskesmas terdekat melakukan vaksinasi, agar daerah kita dapat terbebas dari Covid-19," ujarnya.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Meranti Fahri Skm juga membeberkan, kemarin (2/6) terjadi penambahan 30 kasus positif. Kabar baiknya terdapat 26 pasien dinyatakan sembuh. Angka tersebut dari jumlah kumulatif 877 kasus sejak Kepulauan Meranti dilanda pandemi. Sembuh 757 kasus, dan 23 kasus meninggal dunia.
Evaluasi Kinerja Pemda
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Eko Wimpianto menekankan jika kiprah petugas di posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro di wilayah hukumnya perlu dievaluasi. Ia mendapati di lapangan masih ada petugas yang kurang paham akan tugasnya selama berada di posko. Menurutnya seluruh petugas harus memahami zona dan mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk menekan penyebaran.
"Serta penyuntikan vaksin yang dinilai kurang efektif dan masih belum mencapai target ke rumah-rumah dikarenakan membutuhkan waktu yang lama," kata Eko kepada Riau Pos, Rabu (2/6) siang.
Poin penting lainnya adalah persoalan anggaran dalam upaya penanggulangan Covid-19. "Kami menginginkan bagaimana proses refocusing ini dapat segera dilaksanakan dan direalisasikan, sehingga dapat mendukung kegiatan penanganan dan penanggulangan Covid-19, serta pengelolaan dana yang berdasar kinerja berbasis anggaran," ujar Eko.
Terkait dengan pengelolaan data kasus Covid-19, dia juga berharap agar disepakati bersama, dan perlu dievaluasi guna menyamakan persepsi terkait dengan kesamaan data pelaporan kasus Covid-19. Sementara itu Sekda Meranti Kamsol mengatakan, saat ini Pemda fokus untuk mengelola defisit anggaran dengan penerimaan yang terbatas. Dirinya mengaku, refocusing belum bisa dilakukan selama belum dilaksanakan penyesuaian belanja dan pendapatan.
"Kita khawatirkan nanti kegiatan dilaksanakan, tapi pembayarannya tidak bisa dilakukan," katanya.
Kamsol mengaku, kemarin malam baru memetakan ada biaya sebesar Rp198 miliar yang harus dipotong karena defisit anggaran. "Jadi semuanya harus dipotong. Tidak hanya honorer dan tunjangan pegawai yang dipotong, termasuk biaya lain-lain," tuturnya.
Refocusing terkendala karena harus melakukan anggaran perubahan terlebih dahulu. "Kecuali memang refocusing yang kita lakukan belanjanya itu pas. Setelah belanja kita pas barulah kita menggeser. Jadi usulannya masuk dulu kita prioritaskan dengan anggaran yang ada," jelasnya.
Refocusing yang dilakukan saat ini fokus untuk pengendalian dan pencegahan karena masuk kategori rutin. Untuk proses penanganan dimasukkan pada anggaran biaya tak terduga (BTT). Walaupun demikian, Kamsol menjelaskan bahwa anggara BTT yang tersedia saat ini juga mengalami defisit.
"BTT pun sekarang berkurang juga lebih kurang 50 persen. Semoga Bappeda nanti bisa mengalihkan, memasukkan kegiatan belanja-belanja rutin yang bisa menangani pengendalian dan pencegahan," ucapnya.
Saat ini, dana BTT yang baru digunakan melalui Dinas Kesehatan (Diskes) berjumlah Rp300 juta lebih. "Itupun untuk makan, minum pasien yang diisolasi di BLK," bebernya.(sol/anf/yas/wir)