BENCANA ALAM

11 Lokasi Terendam Banjir, 1.000 KK Terdampak

Riau | Jumat, 23 April 2021 - 11:34 WIB

11 Lokasi Terendam Banjir, 1.000 KK Terdampak
Meluapnya Sungai Sail membuat permukiman warga di Jalan Cengkeh Kelurahan Tasik Labuai Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru mengalami banjir, Kamis (22/4/2021). Hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang panjang membuat sejumlah kawasan di Kota Pekanbaru banjir. (MHD AKHWAN/RIAU POS)

Ketinggian Banjir hingga 2 Meter

Banjir setinggi 2 meter lebih mengepung tiga kawasan perumahan milik warga  di Jalan Cengkeh dan Jalan Kesadaran Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, Kamis (22/4). Menurut Lurah Tangkerang Labuai Kadwadi, banjir tersebut mulai masuk ke permukiman warga setelah curah hujan yang tinggi pada subuh hari, serta normalisasi anak Sungai Aail yang belum dilakukan turut menjadi penyebab banjir merendam kawasannya.


Mengetahui air mulai meninggi sebagian warga ada yang langsung mengungsi ke rumah keluarga terdekat dan sebagian lagi mengungsi di musala sekitar perumahan.

"Ini lebih parah dari banjir sebelumnya. Tetapi alhamdulillah sebagian warga sudah siap siaga saat mengetahui hujan deras dan mereka mulai mengungsi di rumah keluarganya masing-masing, " ujar Kadwadi.

Dilanjutkan Kadwadi, saat ini bantuan yang turun dari Pemerintah Kota Pekanbaru untuk warganya hanya berupa perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi masyarakat yang terjebak di dalam rumah.

"Kalau untuk bantuan makanan dan yang lainnya sampai sekarang kami masih menunggu," tegasnya.

Rusdi salah seorang warga Pesona Harapan Indah menuturkan air yang masuk ke dalam permukimannya terjadi pukul 06.00 WIB, dimana hujan dengan intensitas tinggi terjadi sejak pukul 02.00 WIB. Bahkan saat hujan tiba ia telah mengantisipasi terjadinya banjir dengan mengamankan seluruh perabotan rumahnya serta barang-barang yang berharga.

"Karena ini sudah yang kedua kalinya dan banjir makin besar kita sudah mulai waspada. Tetapi kerugian jelas ada, cuma kami belum bisa menghitung nya," ucapnya.

Ia berharap Pemko Pekanbaru dapat segera mengatasi masalah banjir yang tak kunjung berhenti ini. Apalagi sampai saat ini bantuan dari Pemko Pekanbaru belum juga turun untuk membantu warga. Tak hanya itu, banjir juga sempat mengepung kawasan Panam atau Jalan HR Soebrantas. Banjir yang memiliki ketinggian yang bervariasi tersebut mampu melumpuhkan sejumlah kendaraan dan menyebabkan kemacetan panjang.

Pantauan di lapangan, sejumlah pengendara motor tampak terjebak di dalam genangan banjir akibat menerobos air yang tak kunjung teraliri dengan baik tersebut. Tampak pula sejumlah petugas kebersihan yang berusaha untuk mengangkat sampah di dalam drainase guna memperlancar aliran air yang menggenangi badan jalan serta pemukiman rumah warga.

Joko salah seorang pengendara motor mengaku kesal karena banjir yang terjadi membuat ia harus terlambat ke kantor. Bahkan mesin motornya mati setelah ia mencoba menerobos genangan air setinggi betis tersebut.

"Karena macet jadi saya rencana mau mutar balik ternyata malah makin tinggi airnya dan motor saya nggak kuat jadi mogok seperti ini, " kata dia.

Ali: Mana Masterplan Banjir?

Langkah antisipasi dari Pemerintah Kota sangat ditunggu oleh masyarakat, termasuk juga dukungan dari berbagai pihak untuk mengatasi banjir Pekanbaru. Seperti halnya masterplan banjir, ini pun diminta segera dijalankan dan dilaksanakan. Hal ini diungkapkan Sekretaris Komisi IV DPRD Pekanbaru Ali Suseno.

"Tentu hal ini menjadi keprihatinan, harusnya tidak seperti ini," kata Ali Suseno kepada wartawan, kemarin.

Ditegaskannya, masalah karena drainase yang ada banyak tersumbat, penyempitan, dan menjadi tempat sampah warga. Sehingga air tidak mengalir sesuai sifatnya. Sebagian lagi, juga karena tidak ada drainase di beberapa jalan lingkungan dan di pemukiman warga. Ditambah lagi karena anak sungai tidak berjalan sebagai fungsinya.

Meski Dinas PUPR Pekanbaru sudah melakukan pembersihan sampah di parit-parit, serta pengerukan sungai, diyakini belum mampu mengantisipasi debet air hujan yang turun. Apalagi hujan lebih dari satu jam.

"Jadi kalau kita lihat, konsepnya (masterplan) sudah ada, tapi tak dilaksanakan. Kan sama saja teori yang ada. Janganlah kita tambah penderitaan masyarakat dengan banjir, apalagi hantaman pandemi Covid-19 belum reda," tegas Ali Suseno.

Karena persoalan banjir ini sudah menjadi masalah klasik dari tahun ke tahun, Komisi IV selaku mitra kerja Dinas PUPR meminta, agar penanganan banjir ini benar-benar serius dilaksanakan. Dinas PUPR Pekanbaru jangan hanya berkutat teori semata, tapi action nyata di lapangan. Bahkan harus dibuktikan dengan makin sedikitnya titik banjir.

"Anggaran banjir ini kan sudah ada di APBD. Tapi, jangan melulu menunggu anggaran murni, kan ada anggaran OP yang bisa dilaksanakan," pintanya.

Ditegaskan Ali Suseno, dia meminta kepada OPD terkait lainnya, agar dalam menerbitkan izin ruko, benar-benar menekankan pembuatan drainase memasang paving blok di halaman rukonya. Tidak disemenisasi.

"Ini harus benar-benar diawasi sebelum Pekanbaru tenggelam karena kelalaian," tutupnya.

Di bagian lain, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution dikonfirmasi terpisah menyampaikan bahwa dia menurunkan 15 tim ke lokasi banjir sesuai laporan yang diterima untuk melakukan penanganan.

"Karena banjir ini kami kerja juga tidak bisa. Jadi kami kirim tim ke titik-titik yang kami bisa kerja," jelasnya.

Kemarin pula, untuk penanggulangan banjir pihaknya bersama Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) Kementerian PUPR dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menggelar rapat.

"Kami rapat dengan BWSS untuk normalisasi sungai Sail. mereka siap membantu kami peralatan. Nanti sospol dan keamanan alat serta situasi lapangan kami yang handle. Ada Satpol PP juga kami bahas tempat yang mungkin perlu dikakukan penegakan hukum," urainya.

Di Sungai Sail dari awalnya ada dua titik masalah penyebab banjir. Yakni pendangkalan di belakang Perumahan Jondul dan adanya penyempitan aliran sungai akibat adanya pembangunan di dekat Perumahan Kuantan Regency, ternyata setelah diidentifikasi lagi terdapat masalah lainnya.

"Setelah dicek Parit Indah juga ada pulau-pulau pendangkalan. Ini  kami akan normalisasi dengan pengerukan. Juga supaya daerah Pembatuan dan lainnya bisa terbebas," jelasnya sambil mengatakan Senin pekan depan Sungai Sail sudah akan mulai dinormalisasi.

Kemarin pula, Dinas PUPR Kota Pekanbaru menerima laporan lokasi banjir yang harus ditangani di Perum Nuansa Residen Jl Air Hitam RW 07 Kel Binawidya,  Jalan Sudirman , Jalan Parit indah, Jalan Lumba-Lumba, Jalan Kulim dan Hangtuah serta Waduk Cipta Karya.

"Itu banjir di jalan Parit Indah dekat jembatan, ada di sekitar Tangkerang jembatan putus.  Di daerah Sungai Sibam juga. Sungai Sibam besok kami normalisasi," imbuhnya.
Di Pekanbaru, secara umum Dinas PUPR Kota Pekanbaru mendata ada sebanyak 365 masalah banjir dan 113 titik banjir yang tersebar di 15 kecamatan di Pekanbaru.

"Seputaran Sungai Sail, di Kecamatan Tuah Madani, Tabek Gadang, dan Sungai Batak. Ini wilayah rawan banjir," ungkap Indra.

Wilayah ini masuk kegiatan prioritas penanganan banjir oleh pihaknya. Penanganan ini dikatakannya masuk dalam kegiatan rutin PUPR.  Menurutnya kegiatan rutin ini seperti normalisasi anak sungai dan drainase. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan alat berat dan manual menggunakan operator PUPR.

"Pakai alat berat, setiap hari anggota kita bekerja di jalan. Kami sudah normalisasi anak sungai Air Hitam, Sungai Sibam, dan anak sungai di Tangkerang. Secara rutin kita lakukan pembersihan," terangnya.

Penanganan banjir ini tidak sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah kota. Namun di dalamnya juga ada pemerintah provinsi, nasional dan BWSS. Ia menilai, di satu titik banjir ada beberapa masalah. Seperti gorong-gorong tersumbat, drainase tidak lancar, dan sedimen tinggi.

Penanganan banjir sendiri saat ini mengacu pada masterplan pengendalian banjir. Masterplan ini berlaku untuk 25 tahun. Indra menyebut pada 2021 pihaknya melakukan penanganan yang mendesak. Seperti normalisasi drainase.

"Artinya ini bertahap, tidak bisa baru lahir langsung selesai. Langsung bebas banjir tidak bisa ini dilakukan bertahap. Karena masterplan sendiri baru selesai dibuat tahun 2020," ucapnya.

Ditambahkan Indra, pihaknya juga harus berkoordinasi dengan kabupaten tetangga untuk penanganan banjir.

"Kita harus bersama dengan Kampar, karena berkaitan. Anak sungai yang ada di sekitaran Panam menuju ke Sungai Kampar, sekitar Teropong, Tarai Bangun, dan Teratak Buluh," ujarnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook