LIMA JAM PADAMKAN API DI RIMBO PANJANG

10 Ton Garam Siap Disemai di Langit Riau

Riau | Rabu, 10 Maret 2021 - 09:15 WIB

10 Ton Garam Siap Disemai di Langit Riau
TNI-Polri, Manggala Agni Daops Pekanbaru, dan BNPB berjibaku memadamkan api yang membakar lahan gambut di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Selasa (9/3/2021). (MHD AKHWAN/RIAUPOS.CO)

Kapolres Kampar AKBP Muhmmad Kholid yang memimpim pemadaman memberi peringatan kepada para pembakar di wilayah Kampar. Apalagi setelah pekan lalu juga terjadi kebakaran di sejumlah titik di Tambang dan Kecamatan Siak Hulu. Seluruh pelaku akan diancam pidana dan kurungan bila terbukti membakar lahan.

"Kami akan tindak pelaku pembakaran sesuai hukum yang berlaku. Kepada masyarakat, mari kita sama-sama waspada menjaga lingkungan kita dari api, terutama lahan milik sendiri. Kepada masyarakat yang melaporkan pelaku pembakar lahan, kami juga menyiapkan hadiah dan penghargaan. Ini agar kita semua waspada," tegas Kapolres.

Usai pendinginan, tim pemburu karhutla Polres Kampar langsung memasang garis polisi di lahan yang terbakar. Polres Kampar juga memasang plang peringatan di lokasi kebakaran tersebut. Hingga tulisan ini diturunkan, Polres Kampar belum merilis hasil penyelidikan kebakaran tersebut.


"Kebakaran ini masih dalam proses penyelidikan," sebut Kapolres.

Dalam pada itu, begitu mendapat informasi adanya karhutla di Rimbo Panjang, tim Manggala Agni Sumatera IV Pekanbaru langsung melakukan pemadaman bersama TNI, Polri dan BPBD Kampar.

"Pemadaman dimulai sejak pagi hingga sore hari," ujar Danru 1 Manggala Agni Sumatera IV Pekanbaru Roni kepada Riau Pos, Selasa (9/3).

Ia menuturkan, jenis karhutla yang terjadi adalah lahan gambut. Karena yang terbakar lahan gambut, maka untuk melakukan pemadaman bisa berlangsung selama 3 hingga 4 hari. Sementara Koordinator Manggala Agni Riau Edwin mengungkapkan, dalam melakukan pemadaman karhutla di Rimbo Panjang, mereka menerjunkan satu regu atau 12 orang anggota dari Manggala Agni.

"Berdasarkan keterangan dari kawan-kawan yang di lapangan, untuk melakukan pemadaman karhutla di Rimbo Panjang tersebut akan terus dilakukan. Pasalnya, lahan yang terbakar adalah lahan gambut, sehingga memerlukan waktu cukup lama untuk proses pemadaman hingga asapnya hilang," ujar Edwin.

Ia mengungkapkan, pemadaman karhutla di Rimbo Panjang belum menemukan adanya kendala yang berarti, baik itu air. Teknis pemadaman menggunakan 1 unit mesin mark 3 dengan dua jalur pemadaman.

"Titik api yang tersebar secara luas, cuaca yang panas, angin yang kencang dan asap tebal menyulitkan proses pemadaman. Saat ini api berhasil disekat agar tidak meluas. Titik api masih tersebar luas. Besok (hari ini, red) kembali akan dilakukan pemadaman lanjutan," ujarnya.

Jadi Spot Foto
Berada di dalam kepungan asap di tengah kebakaran lahan membuat napas sesak, mata perih dan sepatu menghitam karena gambut yang tebal dan lembab. Lahan di wilayah perbatasan Kampung Jatibaru dan Temusai memang hangus dilalap api sejak tiga hari lalu.

Belum ada tanda-tanda bakal terkendali, sebab api masih berkobar dan asap masih pekat. Namun, ada hal yang unik ketika beberapa media melakukan foto dengan latar kebakaran lahan itu. Musibah itu seolah menjadi berkah, sebab hasil jepretan kamera ponsel dengan latar lahan yang terbakar terlihat eksotis, warnanya terlihat kontras, namun enak dilihat.

Tapi bukan itu tujuan sebenarnya berada di lokasi itu, tentu saja untuk melengkapi data dan memastikan kondisi terakhir di sana. Ternyata Satgas Penanggulangan Karhutla masih berjibaku. Tidak hanya membuat sekat bakar, tapi juga membuat embung agar lebih mudah melakukan penyiraman. Satgas yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, MPA dan warga tak henti melakukan penyemprotan dengan alat yang sudah disiapkan.

Pakaian, tubuh mereka terlihat menghitam, selain karena sudah mandi keringat, juga karena debu dan asap yang bercampur. Untuk bisa sampai ke lokasi, dari Jatibaru sekitar setengah jam perjalanan menggunakan sepeda motor, dengan jalan tanah bergelombang. Lalu menyeberang parit, berjalan  kaki sekitar 1,5 kilometer.

Salah seorang petugas dari Manggala Angni mengaku, mereka terus berjuang untuk memadamkan kebakaran lahan yang berada di lima titik. Artinya tim harus dibagi, tidak bisa menumpuk di satu tempat. Kepala Daerah Operasional Manggala Agni Ihsan Abdillah belum dapat memastikan luasan lahan yang terbakar.


"Tim masih berjibaku memadamkan kebakaran lahan itu. Kami turun dengan kekuatan penuh," sebuah Ihsan Abdillah.

Sementara Kepala BPBD Siak Syafrizal menyebutkan belum bisa mengukur luasan lahan yang terbakar.  "Kami masih berada di lapangan. Kami sedang berusaha melakukan pemadaman. Semoga ini segera berakhir," sebutnya.(sol/akh/end/dof/mng)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook