53 KASUS POSITIF COVID-19 DI RIAU

Waspada, 9 Daerah Sudah Terjangkit

Riau | Senin, 04 Mei 2020 - 08:00 WIB

Waspada, 9 Daerah Sudah Terjangkit

Satu Lagi Bayi di Dumai Positif
Kasus pasien konfirmasi positif Covid-19 di Kota Dumai terus bertambah. Pada, Ahad (3/5) kasus pasien positif Covid-19 bertambah dua orang. Mereka berdua berinisial IS (71) seorang laki-laki dan SS (2) seorang bayi perempuan. Mereka diketahui merupakan satu keluarga yang berdiri dari kakek dan cucu. Mereka berdua dinyatakan positif dengan status tanpa gejala.

Dengan bertambahnya dua kasus tersebut, kasus konfirmasi positif di Kota Dumai menjadi 13 kasus. Dengan rincian 10 orang masih di rawat dan 3 orang di nyatakan sembuh. Selain itu, SS menjadi bayi kedua di Kota Dumai yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebelumnya ada DYA (2) yang juga positif Covid-19.  


"Benar ada dua tambahan kasus, jadi di Kota Dumai, ada 13 kasus positif," tutur Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful, Ahad (3/5).

Ia mengatakan kedua pasien positif tambahan ini merupakan lanjutan pelacakan kontak dari klaster penyebaran lokal nakes teladan.

"Ini penuluran lokal generasi kelima," tuturnya.

Syaiful mengatakan mengapa dikatakan generasi kelima karena merupakan rentetan dari kasus-kasus sebelumnya. Jadi kalau di urut, awalnya pasien  positif S (54) menularkan ke anaknya pasien T yang diketahui seorang dokter. T mengikuti kegiatan nakes saat belum terdeteksi positif Covid-19, karena terdeteksi baru pada 5 April 2020 sedangkan kegiatan nakes teladan pada pertengahan Maret 2020. Pada kegiatan nakes itu ada juga pasien ME yang diduga tertular di Batam  karena ada riwayat perjalanan ke sana.

"Di kegiatan itu ada juga pasien positif Covid-19 RR (37) yang saat ini sudah sembuh. Saat itu dilakukan tracing kontak terhadap RR dengan cara rapid test, ditemukan satu nama yakni R yang juga merupakan tenaga medis satu tempat kerja dengan RR, hasil rapid test-nya positif," tuturnya.

Selanjutnya,  dilakukan tracing kontak terhadap keluarga R ditemukan SS yang diketahui anak R positif rapid test, dan IS namun rapid test-nya negatif.  "R terlebih dahulu keluar hasil swab-nya, namun dinyatakan negatif. Kami menduga R sembuh sendiri makanya hasil swab negatif," tuturnya.

Kemudian, IS dan SS dilakukan swab dan pada Ahad (3/5) hasilnya keluar dan dua-duanya positif Covid-19.  "Saat ini kedua pasien diisolasi di RSUD Kota Dumai," terangnya.

Untuk pasien SS karena masih bayi isolasinya ditemani sang ibu yang berinisial R.

"R juga kami swab ulang," terangnya.

Syaiful mengatakan pihaknya saat ini tengah melakukan tracing kontak terhadap semua orang yang berkontak dengan pasien IS dan SS.

"Kami sedang melakukan pemeriksaan rapid test, belum diketahui hasilnya, jika ada hasilnya akan kami sampaikan," terangnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Diskes Kota Dumai itu mengatakan pihaknya memang memberlakukan orang yang berkontak erat maupun orang yang positif berdasarkan rapid test dengan standar protokol kesehatan Covid-19, hal itu guna memutus mata rantai penyeberan Covid-19.

"Jadi memang untuk tambahan kasus ini cukup rumit, karena R yang menular pada IS dan SS, hasilnya swabnya malah negatif, sedangkan IS dan SS positif Covid-19 berdasarkan hasil swab," tuturnya.

Untuk itu, pihaknya akan mengambil langkah antisipasi dengan cara mengambil ulang swab R. Bahkan jika memungkinkan sampel sputum (dahak) yang diambil.

"Hasil swab negatif ini pernah terjadi pada pasien NU yang diketahui merupakan dokter, namun saat sampel dahaknya yang diperiksa baru dinyatakan positif Covid-19," ujarnya.

Ia mengatakan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Dumai berkemungkinan besar terus bertambah. Pasalnya dari 1.208 kali rapid test yang dilakukan diketahui ada 22 orang yang positif.

"Dari 22 itu sudah 15 yang hasil swab-nya keluar, dan dari 15 hasil swab itu, 12 positif Covid-19, 3 negatif, masih ada 7 orang yang positif berdasarkan rapid test yang masih kami tunggu hasilnya swabnya," tuturnya.

Tidak Ada Kaitan dengan NZ
Hasil swab tahap tiga pasien inisial  A yang positif Covid-19 tidak ada kaitan sama  sekali dengan pasien NZ (59) yang sudah meninggal dunia karena hasil swab NZ negatif Covid-19. Dengan demikian, murni pasien A positif Covid-19 karena ada kontak erat dengan seseorang yang positif Covid-19, namun belum diketahui dan sampai sekarang tracking terus dilakukan.

"Saya tegaskan si A ini positif (Covid-19) bukan karena PDP yang  Sungai Alam itu. Tapi dari sumber lain, dan ini yang terus kami telusuri," ujar Kepala Dinas Kesehattan Bengkalis dr Ersan Saputra TH dalam konferensi pers di lantai II Dinas Kesehatan Bengkalis, Ahad (3/5).

Dikatakan, pasien NZ yang  meninggal tersebut selain hasil swab-nya negatif Covid-19, proses pengambilan swab tahap tiga pasien A juga sudah melewati masa karantina pasien A sejak kontak erat dengan pasien NZ.

"Pengambilan swab ketiga ini pada tanggal 27 April, sudah melewati masa karantina 14 hari sejak si A ini berhubungan dengan pasien NZ," ujar Ersan.

Berakhirnya masa karantina terhadap pasien A tersebut, sambung Ersan, merupakan jawaban mengapa  pasien A bebas ke mana-nama termasuk membagi-bagikan takjil. Terlebih hasil swab keduanya negatif, sehingga  dalam pemikiran pasien A, dirinya sudah tidak termasuk ODP lagi.

"Lalu mengapa ada swab ketiga kalau memang sudah selesai masa karantina, ini dikarenakan ada prosedur baku bahwa swab harus dilakukan dua kali," kata Ersan.

Pada kasus pasien A, sambung Ersan, swab pertama pada tanggal 7 April ternya invalid sehingga tidak dihitung. Selanjutnya pada tanggal 9 April dilakukan swab kedua, tapi karena dikirim ke Jakarta, maka hasilnya menunggu lama baru keluar yaitu negatif. Sesuai prosedur, perlu dilakukan swab sekali lagi dan pada saat swab ketiga ini  diambil, yang  bersangkutan sudah selesai menjalani masa karantina.

"Walau sudah selesai (karantina, red), prosedur tetap kami jalankan. Tanggal 27 April swab kami ambil dan kirim ke Pekanbaru. Tanggal 1 Mei keluar hasilnya positif," ujar Ersan.

Saat ini, sambung Ersan, pasien A menjalani isolasi di RSUD Bengkalis, tidak di Pekanbaru sebagaimana isu yang beredar. Sementara itu, pihaknya terus melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang ada kontak erat dengan pasien A. Kemudian melakukan rapid test maupun swab terhadap orang-orang yang ada kontak erat dengan pasien A tersebut.

"Total ada sekitar 70-an orang yang kami rapid test, khusus keluarganya kami lakukan swab," kata Ersan yang dalam sesi jumpa pers tersebut didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Alwizar dan Kasi Surveilans dan Imunisasi, Ismunadar.

Lakukan Rafid Test
Sebanyak 32 orang yang terlibat dalam pembagian takjil Dharma Wanita Persatuan Sekretariat Daerah, di Jalan Panglima Minal Bengkalis, Jumat (1/5) lalu telah dilakukan rapid test oleh petugas kesehatan. Hasilnya negatif. "Untuk memastikan orang-orang yang kontak langsung dengan dr AN, apakah terjangkit Covid-19, maka tim petugas kesehatan langsung bergerak cepat melakukan rapid tes. Alhamdulillah, hasilnya semua negatif," ungkap Ersan.

Meskipun hasilnya negatif, ujar Ersan, sesuai standar kesehatan seluruh penyelenggara/panitia bagi-bagi takjil gratis yang sudah di-rapid test, diwajibkan untuk melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari.Seperti diketahui, pada aksi peduli sosial bagi-bagi takjil gratis di Jalan Pangilma Minal, Desa Air Putih lalu, salah seorang dari penyelenggara/panitia berinisial dr AN belakangan diketahui positif Covid-19.

Menyusul hasil status positif Covid-19 dari dr AN ini, membuat warga Bengkalis resah dan khawatir, sekiranya mereka bisa terjangkit atau terpapar Covid-19. Tak sedikit dari warganet sebagaimana terekspose di media sosial (medsos), meminta pihak berwenang untuk melakukan rapid test terhadap warga yang menerima takjil gratis. Bahkan ada juga menyalahkan pihak penyelenggara, karena tetap membagikan takjil pada musim pandemi Covid-19.(sol/fas/kas/hsb/esi/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook