‘‘Dua itu saja mereka garap, sudah bisa menambah pemasukan. Pesimistis dan tidak kreatif. Maunya cuma senang saja, menghabiskan uang yang ada. Kalau cuman menghabiskan, semua orang bisa,” sebutnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah saat ini seperti tidak mampu mencarikan solusi dan jalan keluar. Bahkan dikatakan dia, pemprov tidak bisa mencarikan pendapatan untuk menutupi pengeluaran di OPD sendiri. ‘‘Bagaimana bisa mencari lebih. Menutupi pengeluaran OPD sendiri saja tidak bisa? Kami cukup heran selama ini tidak ada juga progres signifikan,” tambahnya.
Tidak hanya Suhardiman, pernyataan senada juga dilontarkan Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman. Legislator asal Kota Pekanbaru itu menilai pemprov tidak pernah ada inovasi untuk menggenjot PAD. Soal dana perimbangan yang menjadi alasan pemprov menurunkan APBD 2019 menurut dia hal itu tidak masuk di akal.
‘‘Apa hubungannya dana perimbangan dengan PAD? Pendapatan itu jelas kerjanya Bapenda. Kalau hanya auto pilot sistemnya ya apa adanya,” sebutnya.
Selaku pimpinan DPRD, dirinya juga tidak akan menurunkan target PAD pemprov. Karena pada tahun-tahun sebelumnya, target pemasukan selalu tercapai. Bahkan pemprov mendapat upah pungut atas PAD yang telah dicapai.
“Kami sampai saat ini belum ada pertemuan dengan pemprov guna membahas itu. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa,” tuntasnya.(nda)