“Inovasi seperti ini harus terus dilakukan sebagai bentuk pembenahan dalam pelayanan kesehatan masyarakat, dan memang harus dipercepat,” pesan Ketua Dewan RSUD Arifin Achmad Prof Mukhtar Ahmad.
Sementara Dirut RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly Husnedi mengungkapkan uji coba yang dilakukan sebagai cara pendaftaran menggunakan alat seperti mesin ATM dimaksudkan agar pelayanan pendaftaran lebih cepat dengan nama APM. Ke depan program inovasi akan dikembangkan sampai bisa daftar ke rumah.
“Ini sosialisasi awal sebagai uji coba inovasi kita tahun ini. Tahun lalu pakai SMS, sekarang disiapkan APM. Produk ini untuk memudahkan masyarakat bersempena HUT ke 42 RSUD yang jatuh hari ini,” ungkapnya.
Uji coba dilakukan dengan menggunakan empat mesin APM sekaligus. Kemudian dalam dua pekan ke depan kata Nuzelly akan ditambah empat lagi, sehingga menjadi delapan mesin. Dengan adanya APM ini lanjutnya, maka nanti berkas pasien akan diantar langsung ke poliklinik dan mendapatkan nomor antrean hingga rekam medis (medical record) yang sudah terpapar jelas.
“Dengan demikian waktu 1-2 jam bisa dipangkas jadi lima menit. Juga kami akan kembangkan apotek di mana pasien meninggalkan nomor HP, setelah tercatat, obat selesai masuk SMS ke pasien dan tinggal bayar dan ambil obat. Jadi waktu kita pangkas dengan inovasi yang disiapkan ini,” tegasnya.
Pemprov ditekankan Nuzelly, terus komit membenahi pelayanan publik di RS. Karenanya peran masyarakan sangat diharapkan dan dipersilakan mengkritik dalam upaya perbaikan. Terlebih dengan inovasi APM ini diperuntukkan bagi pasien umum dan BPJS yang sudah mendaftar di RSUD.
Alurnya, pasien umum datang ke rekam medis untuk mendaftar kemudian petugas mengarahkan ke mesin APM. Mesin memasukkan nomor rekam medis dan akan langsung keluar biodata pasien, kemudian langsung memilih poliklinik mana yang ingin dituju, lalu mesin mengeluarkan kertas kecil yang berisi nama pasien, nomor rekam medis dan poli tujuan sebagai bukti untuk membayar ke kasir.
Sementara untuk alur pasien BPJS datang ke rekam medis untuk mendaftar kemudian petugas mengarahkan ke mesin APM. Pasien memasukkan nomor rekam medis langsung keluar biodata pasien serta nomor BPJS dari pasien. Pasien juga diharuskan memasukkan nomor handphone yang nantinya bertujuan pada saat pasien menunggu obat di apotik.
Apabila pasien mendaftar ke poli, di mana nama polinya tidak sama dengan pemetaan (mapping) BPJS, maka akan keluar notifikasi untuk memilih poli yang sesuai. Misal pasien ingin ke polibedah orthopedi tapi BPJS memetakan hanya nama poli bedah saja, maka mesin akan memilih poli mana yang akan dituju kemudian klik daftar.(egp)