Unit Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Arifin Ahmad Setahun Berjalan, 25 Pasien Berhasil Dioperasi

Riau | Selasa, 22 Mei 2018 - 11:56 WIB

Unit Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Arifin Ahmad Setahun Berjalan, 25 Pasien Berhasil Dioperasi
Tim dokter spesialis jantung RSUD Arifin Ahmad tengah melakukan operasi jantung salah seorang pasien, belum lama ini.

Kelengkapan tim dimaksudnya seperti untuk anastesi ada dr Novita SpAD (KIC), kemudian ahli bedah ada dr Hariadi Hatta SpBTKV. “Tim kita sudah lengkap, tapi tetap didampingi pihak RS Harapan Kita. Sejak dimulai 19 Mei 2017, rata-rata dua kali operasi, tiga sampai empat pasien tiap bulan, dan total sudah 25 pasien sampai 19 Mei kemarin, 21 laki-laki dan 4 wanita. Hasilnya Alhamdulillah semua lancar,” kata dr Dyah.

Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

Dijelaskannya dari total pasien, 23 di antaranya operasi by pass, operasi untuk penyakit jantung penyumbatan di koroner. Artinya bagi pasien yang tidak bisa dipasangi cincin, dipilih dilakukan operasi. Sementara dua pasien lagi menjalani operasi atrial septal defect (ASD) atau kelainan jantung bawaan dikarenakan ada kebocoran pada septum yang memisahkan serambi kiri dan kanan.

‘’Seluruh pasien Alhamdulillah sehat dan masih selalu diawasi. Selama menjalani operasi rata-rata rawat inap itu hanya 5-7 hari untuk pasien yang tidak ada masalah keluhan lain. Ke depan, InsyaAllah kita sudah mampu operasi bedah jantung dengan pendampingan 60-100 pasien bisa diselesaikan,” ungkap dr Dyah.

Kepala Unit PJT yang juga Kabag Kardiologi RSUD Arifin Ahmad ini mengatakan, pihaknya juga akan melihat kondisi pasien terlebih dahulu untuk dilakukan operasi. Di mana kalau kondisi sangat berat memang akan dirujuk ke RS Harapan Kita. Meskipun pemilihan pasien memang harus dilakukan dalam menjaga keselamatan calon pasien operasi, namun dengan tim yang sudah lengkap menurutnya RSUD sudah mampu.

Sisi sarana prasana dijelaskannya RSUD Arifin Ahmad sudah lengkap dalam sebuah penanganan operasi jantung. Karena memang standar dalam memulai PJT itu berat dan jika tidak memenuhi persyaratan maka tidak akan diizinkan. Dibutuhkan waktu sekitar dua tahun dalam mendapatkan lampu hijau bagi daerah melakukan operasi jantung.

‘’Fokus ke arah jantung koroner, karena penyumbatan atau penyempitan jantung masih pembunuh nomor satu di dunia. Makanya kita juga mulai mengunggulkan operasi jantung ini dalam melayani masyarakat Riau,” paparnya.

Meskipun RSUD sudah melakukan tindakan tanpa bedah terhadap penyakit jantung sejak 2006, melalui kateterisasi, kini operasi by pass sudah dilakukan. Karena memang diungkapkannya bagian jantung ini harus terus belajar untuk kasus yang bisa ditangani dan kedepan InsyaAllah bisa ditangani.

Disinggung anggaran, kata dr Dyah memang untuk bedah jantung bukan murah. Di mana untuk sekali operasi sekitar Rp80 jutaan, itu jika penyakit jantung katup, sementara kalau rusak, bocor, dan lainnya bisa sampai pada angka Rp150-an juta sekali operasi. Seluruh pasien yang sudah dioperasi merupakan pasien ditanggung biaya dengan BPJS.

“Sekarang sudah ada 12 orang sudah daftar, dan masih banyak lagi yang antre. Kita sedang melakukan penilaian atas penanganannya,” sambungnya.

Sementara itu dokter ahli bedah RSUD Arifin Ahmad dr Hariadi Hatta mengakui operasi jantung yang dilakukan merupakan program unggulan dan diharapkan bisa menolong orang Riau. Karena itu ditegaskannya paling penting ditolong adalah pasien yang tidak mampu ke RS Swasta dan tidak mampu ke Jakarta.

‘’100 persen pasien kita (operasi jantung, red) adalah pasien BPJS. Makanya diharapkan juga Tipe RS ini bisa jadi Tipe A dari sekarang B Pendidikan, sehingga Budget BPJS dalam pelayanan lebih komplek dan lebih besar,” paparnya.

Selain keuntungan dapat dirasakan masyarakat pasien jantung, juga dengan keberadaan Unit PJT ini juga dapat memberikan edukasi bagi Fakultas Kedokteran (FK) Unri dalam pendidikan. Kedepan dr Hariadi berharap pelayanan satu gedung  kedepan untuk jantung bisa terwujud.

‘’Dengan teknologi dan SDM yang memadai, setiap operasi kita sudah tangani 3 jam 10 menit paling lama, dengan pasien paling muda itu pada umur 42 tahun,” pungkasnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook