"Sehingga diharapkan peran pemerintah untuk berkomitmen secara konsisten untuk memacu kinerja perekonomian lainnya khususnya yang berskala mikro, kecil, dan menengah agar terus mendorong roda pergerakan perekonomian masyarakat Riau," ujarnya.
Tak kalah pentingnya, Provinsi Riau yang merupakan daerah potensial migas yang telah banyak memberikan kontribusi dalam mendorong perekonomian nasional. Provinsi Riau yang dikenal dengan sebutan negeri minyak ini, tentu saja sangat terpengaruh dengan adanya gejolak pergerakan minyak dunia, dinamika pergolakan perekonomian global, serta tidak stabilnya harga pada komoditas andalan Provinsi Riau, yang salah satunya adalah migas.
"Hal ini merupakan tantangan bagi Provinsi Riau dalam menjaga kondisi perekonomian di wilayah Provinsi Riau. Terkait migas Riau, dengan adanya alih operasi PT Chevron Pasific Indonesia ke PT Pertamina Hulu Rokan mulai 9 Agustus 2021, diharapakan ke depannya dapat menahan laju penurunan produksi minyak mentah bahkan dapat segera meningkatkan investasi untuk meningkatkan produksi dengan menemukan sumber-sumber baru minyak mentah sehingga berpengaruh positif terhadap perekonomian Provinsi Riau," katanya.
Hal lain yang dapat mendorong perekonomian Riau adalah optimalisasi berbagai infrastruktur yang mendukung konektivitas (seperti jalan tol trans Sumatra). Selain itu, hilirisasi industri manufaktur perlu digesa, sehingga efek pengganda (multiplier effect) sumber daya alam yang ada di bumi Riau dapat bermanfaat untuk memperbesar kemakmuran di Provinsi Riau.
"Di masa pandemi Covid-19 ini, Provinsi Riau tentunya dapat terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) maupun regional. Semoga pemulihan ekonomi Provinsi Riau terus meningkat dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat Riau," harapnya.
Pentingnya kebijakan pemerintah dalam memberi stimulan terhadap sektor-sektor andalan bagi perekonomian Provinsi Riau. Kontribusi ekspor yang tinggi tentu terkait dengan kinerja sektor industri pengolahan yang mempunyai andil besar agar perekonomian Riau dapat terus tumbuh baik.
"Untuk mendorong serta menjaga stabilitas kegiatan ekspor tersebut, maka pembangunan infrastruktur konektivitas perlu terus ditingkatkan demi meningkatnya produktivitas industri manufaktur yang menghasilkan berbagai komoditas penghasil devisa. Semoga dengan berbagai upaya maksimal serta didukung secara bersama oleh pemangku kebijakan, perekonomian Provinsi Riau akan menjadi semakin tumbuh lebih baik lagi, serta dapat menjadikan Riau yang Berdaya Saing, Sejahtera, Bermartabat, dan Unggul di Indonesia (RIAU BERSATU), demi peningkatan kesejahteraan masyarakat Provinsi Riau di masa yang akan datang," ujarnya.
Gubernur Riau H Syamsuar mengatakan, pada triwulan II-2021, yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp205,03 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp123,58 triliun. Dengan demikian, maka Riau termasuk penyumbang kontribusi perekonomian terbesar di Sumatera.
"Alhamdulillah, ini kabar baik yang menjadi kado Hari Jadi Provinsi Riau ke 64. Riau mengalami tren pertumbuhan ekonomi yang positif pada triwulan ke II sebesar 5.13 persen dan memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 7,07 persen di wilayah Regional Sumatera," kata Gubernur Riau Syamsuar.(adv/sol)