JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kritikan bermunculan terkait rencana DPR menaikkan anggaran Kunjungan Kerja (Kunker) ke luar negeri. Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi bahkan menyebut penyakit DPR tengah kumat.
"Penyakit DPR lagi kumat. Penyakit yang bernama traveling ini atau jalan-jalan ke luar negeri untuk membuang-buang anggaran negara," katanya kepada JawaPos.com, Rabu (30/8/2017).
Dia menyebut, kenaikan anggaran hingga 70 persen itu membuat kinerja DPR semakin merosot. Hasilnya, kerja para anggota dewan itu yakni jalan-jalan ke luar negeri. Adapun rapat-rapat komisi bahkan paripurna sekalipun kemungkinan banyak yang tidak hadir karena alasan kunjungan kerja itu.
"Kalau kenaikan anggaran jalan-jalan ini dikabulkan, besok yang namanya rapat kerja atau rapat paripurna, bisa-bisa tidak ada anggota yang hadir," singgungnya.
Terlebih, saat ini diketahui, DPR baru menyelesaikan 17 undang-undang dari daftar panjang prolegnas yang ada. Untuk itu, kenaikan anggaran tersebut, menurutnya, sangat tidak relevan.
"Nggak relevan," tuntasnya.
DPR diketahui berencana menaikkan anggaran kunker ke luar negeri. Itu terlihat dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018. Kenaikan tersebut nilainya mencapai Rp343,5 miliar atau naik sekitar Rp141,8 miliar setara dengan 70 persen dari anggaran tahun ini sebesar Rp201,7 miliar. (dna)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama