JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dua sosok sentral, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, menjadi wajah politik Indonesia saat ini. Hasil survei dari hampir seluruh lembaga menunjukkan belum ada figur yang bisa menandingi keduanya.
Karena itu, muncul opini jika Jokowi berpasangan dengan Prabowo, maka mereka akan dengan mudah memenangkan Pilpres 2019. Terkait itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, masih membuka kesempatan bagi pihak manapun termasuk Prabowo untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Jokowi.
Adapun pihaknya juga tidan memungkiri kemungkinan PDIP menarik Prabowo dalam koalisinya.
"Kami kan punya semangat gotong-royong. Kami punya semangat seluruh pemimpin bangsa ini terus bersatu. Tentu, partai akan merespons apa kehendak rakyat yang akan menjadi cawapres terbaik Pak Jokowi," katanya di kantor DPP PDIP Menteng, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Namun, ditegaskannya bahwa keputusan sosok cawapres Jokowi akan dilaksanakan pasca pelaksanaan Pilkada Serentak 2018. Pasalnya, saat ini PDIP tengah berkonsentrasi dalam pemenangan Pilkada.
"Tapi, kami sudah sepakat semua nama itu akan digodok setelah Pilkada Serentak nanti," jelasnya.
Ditambahkannya, dalam menentukan pendamping Jokowi, PDIP akan berpatokan pada arahan Ketua Umum Partai, yaitu Megawati Soekarnoputri, bersama pimpinan partai koalisi pendukung, dan keinginan Jokowi sendiri.
"Bagi PDIP, mekanismenya begitu sederhana. Karena kami telah memberikan mandat kepada Bu Mega. Beliaulah yang akan memberikan arah siapa yang akan menjadi cawapres Pak Jokowi. Tentu juga dengan ketua umum partai politik lainnya, juga Pak Jokowi sebagai tokoh sentral," tutupnya. (sat)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama