PEMILU 2019

Tim Medis Disiagakan di Kecamatan

Politik | Rabu, 24 April 2019 - 11:49 WIB

Tim Medis Disiagakan di Kecamatan
PERIKSA KESEHATAN: Tim medis memeriksa kesehatan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan, Selasa (23/4/2019). (KPU FOR RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Jumlah petugas Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang tumbang terus bertambah. Terakhir, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau merilis data petugas yang meninggal mencapai 5 orang. Selain itu ada juga petugas yang terkena stroke, pingsan dan kecelakaan mencapai 17 orang.

Demi meantisipasi bertambahnya jumlah korban, KPU Riau mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau agar dapat membantu dengan menurunkan tim medis ke seluruh kecamatan.

Baca Juga :Pemilu di Indonesia Paling Singkat Sekaligus Paling Rumit

Sehingga setiap Petugas Pemilu Kecamatan (PPK) bisa mengecek kondisi kesehatan. Termasuk penanganan medis dini, bagi PPK yang sakit.

“Alhamdulillah tadi di beberapa kabupaten/kota sudah menurunkan tim kesehatan. Ada pemkab/pemkot yang menurunkan tim dari puskesmas. Ada yang langsung dari RSUD ada juga yang dari Dinas Kesehatan. Kami terimakasih atas kepedulian pemerintah daerah,” ujar Komisioner KPU Riau Divisi SDM dan Hubungan Masyarakat Nugroho Noto Susanto kepada Riau Pos, Selasa (23/4).

Ia menyebutkan, beberapa kabupaten/kota yang telah menurunkan tim medis ke seluruh kecamatan. Seperti Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) yang memberi instruksi langsung ke Dinas Kesehatan oleh Bupati. Selain itu ada juga Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Indragiri Hulu.

“Sementara itu yang kami dapatkan laporannya. PPK juga sudah bisa langsung memeriksa kondisi kesehatan,” ungkapnya.

Ia berharap seluruh pemerintah kabupaten/kota agar mau membantu KPU demi kelancaran pelaksanaan rekapitulasi di tingkat kecamatan saat ini. Pihaknya tidak ingin korban yang berasal dari petugas terus berjatuhan. Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan usulan kepada KPU RI agar korban, baik yang sudah meninggal dan dirawat jalan diberikan santunan dan asuransi.

“Iya memang sudah kami usulkan. Mudah-mudahan bisa dikabulkan,” tambahnya.

Sebelumnya, kabar duka kembali menyelimuti Komisi Pemilihan Umum (KPU). Di mana jumlah petugas pemungutan suara yang meninggal saat atau usai menjalankan tugas bertambah 2 orang. Total keseluruhan petugas yang meninggal dunia sampai saat ini berjumlah sebanyak 5 orang. Dua petugas itu adalah Ketua KPPS TPS 01 Desa Kumantan, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar. Satu orang lagi adalah Ketua KPPS TPS 16, Kelurahan Simpang Kanan, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Rokan Hilir atas nama Umar Banu.

Selain bertambahnya jumlah petugas yang meninggal dunia, jumlah petugas yang harus mendapatkan perawatan intensif juga bertambah. Adapun penyebab tumbang ya para petugas adalah beban kerja petugas pemungutan suara yang sangat berat mulai dari tanggal 17 April 2019. Selain regulasi yang menuntut petugas untuk harus bekerja ekstra.

Nugroho menjelaskan, Pertama, distribusi logistik mulai dilaksanakan H-1 jelang pemilihan. Atau tepatnya pada 16 April 2019. Tersebab jauhnya jangkauan beberapa TPS, banyak logistik yang sampai pada dinihari.

Secara otomatis PPS langsung menerima kedatangan logistik dan mulai mempersiapkan. Ia mencontohkan sebuah TPS di Bengkalis yang baru menerima logistik pada pukul 01.00 WIB dinihari. Setelah itu PPS melakukan persiapan. Ada yang menempel daftar nama peserta Pemilu. Mulai dari Pilpres sampai ke caleg tingkat kabupaten/kota.

Logistik yang sampai juga harus dikeluarkan kemudian ditandatnagi oleh KPPS. Kemudian surat yang sudah dikeluarkan diklasifikasi sesuai urutan. Termasuk juga mempersiapkan daftar kehadiran pemilih. Pukul 06.00 WIB, PPS sudah harus kembali standby.(nda)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook