Wiranto: Pengganggu Pemilu Harus Ditindak Tegas

Politik | Sabtu, 23 Maret 2019 - 11:51 WIB

Wiranto: Pengganggu Pemilu Harus Ditindak Tegas
TERIAK YEL-YEL: Prajurit TNI-Polri meneriakkan yel-yel saat mengikuti Apel Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (22/3/2019). Apel tersebut digelar untuk memeriksa kesiapan TNI, Polri dan komponen masyarakat dalam pengamanan kampanye terbuka dan pemungutan suara Pemilu 2019. (MIFTAHULHAYAT/JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah bersama aparat keamanan menegaskan lagi kesiapan mereka mengawal pemilu serentak tahun ini. Penegasan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dalam apel gelar pasukan TNI-Polri bersama komponen bangsa di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, kemarin (22/3).

Menurut Wiranto, sesuai hasil rapat bersama KPU, Bawaslu, TNI, dan Polri, persiapan dan kesiapan pemilu serentak sudah matang. Mantan panglima ABRI itu mengakui, sejumlah ancaman dan potensi gangguan tetap harus diperhatikan. Indeks kerawanan pemilu yang dikeluarkan oleh Bawaslu dan Polri menunjukkan ada kerawanan yang bisa muncul. Khususnya di daerah. ”Karena itu, saya mengajak stakeholders terkait untuk segera mengenali, menemukan, dan mengatasi hambatan tersebut,” tegas Wiranto.

Baca Juga :Pemilu di Indonesia Paling Singkat Sekaligus Paling Rumit

Setiap temuan pelanggaran di lapangan, lanjut dia, harus segera ditindak tegas oleh aparat keamanan. Tanpa pandang bulu. ”Tidak ada toleransi sekecil apa pun bagi pihak-pihak yang akan menganggu jalannya pemilu,” ujarnya. Keterangan itu sengaja disampaikan langsung oleh Wiranto di hadapan 110 ribu personel TNI-Polri yang turut dalam apel gelar pasukan.

Menurut pejabat asal Jogjakarta tersebut, kekuatan yang dikerahkan oleh aparat keamanan sudah sangat memadai. Apalagi mereka juga mendapat dukungan dari kompenen bangsa yang terdiri atas tokoh masyarakat, tokoh agama, serta organisasi masyarakat. Total kekuatan yang dimiliki untuk mengawal pemilu tahun ini mencapai 600 ribu personel. ”Unsur dari masyarakat kira-kira lebih dari seratus ribu,” jelasnya.

Dengan kekuatan sebanyak itu, Wiranto menjamin seluruh pemilik hak suara bisa turut serta memilih tanpa perlu khawatir. Bahkan, dia menjamin seluruh aparat keamanan bersedia mengantar para pemilih sampai TPS. ”Kami siap mengamankan itu,” terang dia.

Jaminan tersebut penting lantaran dia menilai saat ini banyak isu tidak benar yang berpotensi membuat para pemilih ragu untuk turut serta memilih presiden, wakil presiden, maupun wakil rakyat. Wiranto berharap, persiapan dan kesiapan dari penyelenggara pemilu maupun aparat keamanan mendapat dukungan seluruh kandidat yang ikut dalam kontestasi pemilu tahun ini. Sehingga, tensi politik yang meningkat tidak terus memanas.

Kepada seluruh personel TNI dan Polri, Wiranto meminta netralitas menjadi harga mati. Mabes TNI juga menegaskan kembali komitmen mereka. ”Untuk tetap netral dalam pelaksanaan pemilu ini,” ungkap Kapuspen TNI Mayjen TNI Sisriadi kemarin. Meski tidak sedikit isu miring yang ditujukan kepada institusi militer tanah air, Jenderal bintang dua TNI AD itu memastikan TNI netral.(syn/oni/das)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook