JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Meski belum jelas akan mendampingi siapa, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah menyatakan dirinya sebagai calon wakil presiden (cawapres) 2019.
Cak Imin sendiri di beberapa kesempatan mengaku ingin berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi) dengan adanya Deklarasi JOIN (Jokowi-Muhaimin). Akan tetapi, dia pun menyebut juga ingin berpasangan dengan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, di beberapa kesempatan lainnya.
Pengamat politik dari Charta Politica Muslimin, menilai, upaya Cak Imin menawarkan diri kepada beberapa bakal calon presiden (capres) itu menunjukkan belum adanya sinyal yang diberikan Jokowi untuk menggandengnya.
Baca Juga :
Muhaimin: Pemberhentian Kiai Marzuki Mencederai Tradisi NU
"Sehingga ia mencoba untuk menyebut bisa berpaling ke calon lain dan berupaya untuk memberikan tawaran kepada Jokowi agar segera untuk melamarnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Kamis (17/5/2018).
Apabila itu memang merupakan upaya tawar-menawar Cak Imin ke Jokowi, hal tersebut menurutnya tidak tepat karena dari sisi jumlah kursi untuk pencalonan, Jokowi sudah bisa maju tanpa ada dukungan PKB.
Terlebih, masih banyak ketua umum partai lain yang bisa bersaing dengan Muhaimin. Artinya, upaya Cak Imin akan sia-sia.
"Ada Romahurmuziy dari PPP dan Airlangga Hartarto dari Golkar yang juga memungkinkan untuk digandeng oleh Jokowi. Golkar secara jumlah kursi jauh lebih besar dibanding PKB, sementara PPP lebih dahulu mendukung Jokowi dibanding PKB," paparnya.