PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Ada banyak cerita di balik hiruk pikuk pesta demokrasi yang berlangsung 17 April lalu. Tak terkecuali di salah satu dusun di pedalaman Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Dusun Siasam, terletak sekitar 16 kilometer dari Desa Balung Kecamatan XIII Koto Kampar.
Untuk mendistribusikan kotak suara di dusun ini perlu waktu dan tenaga untuk sampai ke sana. Bhabinkkamtibmas Desa Balung Polsek XIII Koto Kampar, Bripka Rio Artama menceritakan perjuangan distributor kotak suara agar sampai ke Dusun Siasam dengan selamat.
Untuk memasuki Desa Balung, Rio mengatakan, terlebih dahulu harus memasuki wilayah Pangkalan, Sumatera Barat (Sumbar). Setelah itu harus mendaki bukit lebih kurang satu jam lamanya menggunakan sepeda motor. “Masuk ke Desa Balung itu dari Pangkalan lebih kurang 13 km, naik bukit lebih kuran satu jam baru sampai ke Balung,” katanya.
Setelah sampai di Desa Balung, kotak suara harus segera didistribusikan ke tempat pemungutan suara (TPS) didusun-dusun yang berada di Desa Balung. Salah satunya Dusun Siasam. Dari Desa Balung menuju Dusun Siasam berjarak sekitar 14 hingga 16 km.
Rio menuturkan, jalan menuju Dusun Siasam melewati bukit, hutan, jurang dan sungai. Jalan dengan tanah kuning becek berair dan lembek, membuat sepeda motor mengalami kesulitan ketika melewatinya. “Motor itu kalau lewat jalan itu harus di dorong, kalau tidak tak bis jalan dia,” tutur Rio.
Tak sampai disitu, kontur daerah yang merupakan area perbukitan tentu saja pengendara motor harus melewati selain jalan becek juga jalan menanjak dan menurun. Jika tidak berhati-hati bisa saja kotak suara yang dibawa bisa terjatuh bersama dengan pengendaranya. “Jalanan itu licin, belum lagi mendaki, kadang sampingnya jurang. Untung saja tidak terjadi hal yang tak diinginkan,” ujar Rio.
Tak hanya mendaki bukit dan menuruni lembah, Rio dan tiga orang lainnya yang turut mendistribusikan kotak suara tersebut, juga harus melewati beberapa sungai yang tidak ada jembatannya. Agar kotak suara tetap aman, Rio menceritakan jika kotak diangkut dulu sampai ke seberang sungai.
Setelah itu sepeda motor diangkat perlahan-lahan agar air tidak masuk ke motor dan menyebabkan kerusakan. “Kalau lewat sungai, kotaknya diangkat duluan, motor diangkat dikit pas nyeberang , jadi air tidak masuk. Kotak dulu di selamatkan. Setelah itu lanjut lagi,” ujarnya.
Bripka Rio Artama mengawal kotak suara dari kantor camat hingga ke TPS Dusun Siasam, menurut Rio, akses ke dusun ini memang hanya bisa melewati jalur darat melalui perbukitan. Banyak suka duka yang dialaminya ketika bertugas ke pedalaman Kampar tersebut.
Kendati demikian ia mengaku senang bisa mengantarkan kotak suara sampai tujuan hingga kotak suara kembali ke kantor camat dengan selamat. “Namanya tugas, kita harus happy, yang penting kotak suara aman dan tidak menganggu jalannya pemilu,” tuturnya.(*2/ifr)
Editor: Eko Faizin