PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Senapelan, Ismi Susilastuti tiba-tiba rebah saat memimpin pleno rekapitulasi surat suara di Kantor Camat Senapelan, Pekanbaru, Ahad (21/4). Sontak hal itu membuat seisi ruangan berlarian dan mengangkat Ismi. Dia pun langsung dilarikan ke RS Tentara Tingkat IV Pekanbaru.
“Di sana dia langsung mendapat perawatan oleh medis,” ujar Komisioner KPU Kota Pekanbaru Arya Ghuna Saputra menceritakan peristiwa itu.
Hingga kini, kondisi Ismi masih belum stabil. Oleh dokter, Ismi dianalisis karena terlalu kelelahan. Sementara mendapat perawatan, proses rekapitulasi di Kecamatan Senapelan tetap dilanjutkan PPK lainnya. Belakangan memang cukup ramai perbincangan petugas pemilu 2019 yang jatuh sakit bahkan ada yang meninggal. Komisioner KPU Riau Divisi Hubungan Masyarakat Nugroho Noto Susanto menyatakan ada dua petugas yang gugur. Keduanya terdapat di Kabupaten Bengkalis. Kemudian ada tiga orang yang terserang stroke. Sisanya empat orang pingsan saat bertugas karena kelelahan.
Lebih jauh diceritakan Nugroho, untuk petugas yang gugur pertama adalah KPPS di TPS 02, Desa Bantan Tua, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis bernama Suratinizar pada 18 April. Atau sesaat setelah melaksanakan rekapitulasi tingkat TPS. Dia mengalami kecelakaan dan dinyatakan tewas sepulangnya dari TPS menuju tempat bekerja. Petugas kedua yang gugur adalah KPPS di TPS 5, Desa Bengkalis Kota, Kecamatan Bengkalis dengan nama Yansen Andrys David.
Pria berumur 43 tahun itu disebut terkena serangan jantung setelah berada selama dua hari di TPS tanpa istirahat. Atas permintaan keluarga, Yansen rencananya dibawa berobat ke sebuah RS di Kota Dumai, Sabtu (20/4). Namun nahas, sekitar pukul 10.10 WIB, Yansen mengembuskan napas terakhirnya di klinik di Desa Bengkalis Kota.
“Data yang kami himpun dari berbagai kabupaten/kota se-Riau itu total ada 9 orang. Dua di antaranya meninggal, 3 orang terkena stroke dan 4 orang pingsan pada saat bertugas. Selain yang meninggal semua petugas kami sedang mendapat perawatan intensif di rumah sakit,” sebut Nugroho saat ditemui Riau Pos di ruang kerjanya.
Lantas apa yang menyebabkan banyaknya petugas pemilu yang menjadi korban? Menjawab pertanyaan itu, Nugie, begitu sapaan akrab Nugroho, mengatakan penyelenggaraan pemilu saat ini memang sangat berat. Selain regulasi yang menuntut petugas harus bekerja ekstra, dia menjabarkan bagaimana PPS bekerja semenjak logistik sampai ke TPS.
Pertama, distribusi logistik mulai dilaksanakan H-1 jelang pemilihan. Atau tepatnya pada 16 April 2019. Tersebab jauhnya jangkauan beberapa TPS, banyak logistik yang sampai pada dini hari. Secara otomatis PPS langsung menerima kedatangan logistik dan mulai mempersiapkan. Ia mencontohkan sebuah TPS di Bengkalis yang baru menerima logistik pada pukul 01.00 WIB dini hari. Setelah itu PPS melakukan persiapan. Ada yang menempel daftar nama peserta pemilu. Mulai dari pilpres sampai ke caleg tingkat kabupaten/kota.(nda/bin/c14/agm/jpg/ted)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin