JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Obat Covid-19 yang ditemukan oleh Universitas Airlangga, TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) menuai pro dan kontra. Pasalnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan masih ada beberapa masalah di obat itu.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IX DPR Netty Prasetyani mengatakan, pihak-pihak yang menemukan obat tersebut untuk bisa menjelaskannya ke publik yang berkaitan dengan uji klinisnya.
"Jadi harus dipastikan bahwa prosesnya memenuhi tahapan uji coba yang standar," ujar Netty kepada wartawan, Kamis (20/8).
Netty juga mengaku baru mendengar info telah ditemukannya obat Covid-19 dari Unair, BIN, dan TNI AD. Karena dalam beberapa kali rapat dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Satuan Tugas belum pernah disampaikan secara spesifik terkait pengembangan obat ini.
Terkait klaim bahwa obat ini tengah menunggu izin edar, Netty mengatakan jika prosesnya sudah sejauh itu, seharusnya Kemenkes sebagai pemegang otoritas kesehatan mengumumkan dan mempublikasikan temuan ini.
"Jangan diam saja. Ini kan menyangkut keamanan dan keselamatan masyarakat. Bukankah ditemukannya obat Covid-19 adalah hal yang ditunggu masyarakat," ungkapnya.
Namun demikian, Netty mengapresiasi lembaga akademis dan instansi lainnya yang telah berperanserta dalam proses menemukan obat dan vaksin Covid-19.
"Silakan lakukan riset dengan prosedur standar, bersungguh-sungguh, dan penuh kehati-hatian dalam memutuskan kesimpulannya, agar tidak menjadi polemik di masyarakat. Selain itu, ini adalah pekerjaan besar yang menyangkut hajat hidup masyarakat luas," pungkasnya.
Sebelumnya, tim peneliti dari Unair, TNI AD, dan BIN mengumumkan bahwa telah menemukan kandidat obat Covid-19. Bahkan, disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, obat Covid-19 tersebut tinggal menunggu izin edar.
Saat ini, tim gabungan baru saja menyelesaikan uji klinis tahap ketiga obat untuk pasien Covid-19 yang dirawat tanpa ventilator di rumah sakit.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi