PEMILU 2019

Ormas Islam Serukan Rekonsiliasi Pasca-Pemilu

Politik | Sabtu, 20 April 2019 - 12:14 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Sejumlah organisasi kemasyarakat (Ormas) menyerukan rekonsiliasi pascapemilihan umum (Pemilu) 2019. Mereka mengajak masyarakat menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang melanggar konstitusi. Persatuan dan persaudaraan lebih penting dari hasil pemilu.

Salah satu seruan itu disampaikan beberapa ormas yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jalan Keramat Raya kemarin (19/4). Ada 13 organisasi yang tergabung dalam lembaga persahabatan itu.

Baca Juga :Pemilu di Indonesia Paling Singkat Sekaligus Paling Rumit

Ketua Umum PB NU Said Aqil Siraj mengatakan, NU bersama ormas Islam lainnya memberikan apresisasi kepada KPU, Bawaslu, DKPP, dan para paslon capres– cawapres dalam pelaksanaan pesta demokrasi. “Bangsa Indonesia telah membuktikan kepada dunia bahwa pelaksanaan pesta demokrasi telah berjalan dengan baik,” tutur dia saat konferensi pers kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, Said menyampaikan lima poin seruan bersama Ormas Islam. Pertama, pihaknya mengajak masyarakat, khususnya umat Islam untuk bersabar menunggu hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara pemilu yang dilakukan KP. “Sebagai satu-satunya lembaga yang diberi kewenangan oleh peraturan perundang-undangan dalam melaksanakan pemilu,” ungkapnya.

Umat Islam juga diajak menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum. Jangan sampai melakukan langkah yang inkonstitusional. Jika ada pihak yang keberatan terhadap hasil pemilu, mereka bisa menyelesaikan melalui jalur hukum. Undang-Undang sudah mengatur bagaimana menyelesaikan sengketa pemilu. Mereka bisa menyelesaikan lewat Mahkamah Konstitusi (MK).

Selain itu, Said juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk segera melakukan rekonsiliasi pasca pemungutan suara. Terutama kepada para ulama, kiai, dan ustaz agar secepatnya melakukan rekonsiliasi. Jangan sampai masyarakat terpecah hanya gara-gara berbeda pilihan dalam pilpres. Persatuan harus didahulukan.

Terakhir, LPOI mengajak umat Islam memperbanyak doa, zikir dan salawat agar bangsa Indonesia mendapat berkah dari Allah SWT. “Ini merupakan pernyataan bersama NU dan ormas ormas Islam yang mempunyai platform sama, yaitu NKRI, UU 1945 dan Bineka Tunggal Ika,” tuturnya.

Selain NU, hadir dalam konferensi pers itu, yaitu  Syarikat Islam Indonesia (SII), Persatuan Islam (PERSIS), Al lrsyad AI lslamiyyah, Mathlaul Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI),  Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Azzikra, Al-Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Persatuan Umat Islam (PUI), dan Himpunan Bina Mualaf.

Ketua Umum PUI Nazar Haris mengatakan, seruan bersama itu disampaikan agar umat tidak resah. “Kami khawatir umat terbelah,” kata dia.

Dia pun mengajak umat Islam tenang, selalu menjaga kejujuran dan keadilan. Jangan sampai bersitegang antar umat lantaran perbedaan pandangan.

Dia juga mengingatkan agar jangan ada ambisi pribadi yang bisa merusak demokrasi. Keutuhan NKRI harus dikedepankan. Persatuan dan kesatuan lebih penting daripada mempertahankan kepentingan sekelompok orang.

PP Muhammadiyah juga mengeluarkan seruan untuk menyikapi kondisi politik terkini pasca pemilu. Ada 10 poin seruan yang disampaikan kepada masyarakat. Di antaranya, masyarakat diimbau untuk tidak terlalu terpengaruh dengan banyaknya hasil hitung cepat dan exit poll yang disajikan di media massa, dan media sosial. “Sebagai sebuah kerja ilmiah, hasil-hasil survei merupakan sajian hitungan atau data yang patut dihormati, tetapi sama sekali tidak mempengaruhi dan menentukan hasil pemilu,” terang Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Muhammadiyah juga mendesek KPU, Bawaslu, dan seluruh jajarannya agar bekerja lebih profesional, jujur, adil, transparan, dan independen, sehingga proses penghitungan dan hasil pemilu betul-betul terpercaya, objektif dan seksama. KPU hendaknya mengumumkan hasil pemilu tepat waktu, sehingga hasilnya bisa diterima secara objektif oleh semua pihak.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menyampaikan seruan yang sama. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Saadi mengatakan, pemilu serentak 2019 berjalan dengan tertib, lancar, dan aman. “Ini menunjukkan rakyat semakin matang dan dewasa dalam berdemokrasi,” terangnya.

Zainut menuturkan, masyarakat dapat menyikapi tahapan pemilu dengan sabar, tawakal dan terus berdoa. “Semoga situasi dan kondisi seperti ini tetap terjaga dan terpelihara hingga semua proses dan tahapan Pemilu berakhir dilaksanakan,” jelasnya.(lum/wan/lim)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook