Pernyataan politik Prabowo terkait kualitas dan validitas hasil quick count pilpres, nampaknya membuat Persepi terusik. Pascahasil quick count dirilis pada 17 April lalu, Prabowo kerap meminta kepada pendukungnya untuk tidak mempercayai hasil hitung cepat.
Prabowo, saat menggelar sujud syukur kemenangan, berdasarkan hasil real count yang dilakukan tim internalnya.
”Rakyat tidak percaya sama kalian lembaga survei, mungkin kalian harus pindah ke negara lain. Mungkin kau bisa pindah ke Antartika, bohongi penguin-penguin di Antartika. Hai lembaga lembaga survei tukang bohong, rakyat Indonesia tidak mau dengar kamu lagi,” kata Prabowo dalam pernyataannya, Kamis (18/4).
Persepi pun merespons hal itu. Anggota Dewan Etik Persepi, Hamdi Muluk menyatakan, pernyataan yang disampaikan Prabowo justru malah menunjukkan kurangnya sikap ksatria. Ini karena, pada pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu, banyak bukti yang menunjukkan bahwa Prabowo percaya pada hasil hitung cepat lembaga survei, setelah memastikan kemenangan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno atas Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. ”Cek saja di Youtube, ada videonya, yang hitung cepat kan lembaganya itu-itu juga,” kata Hamdi kepada Jawa Pos (JPG), Jumat (19/4).
Pernyataan itu kontradiktif dengan apa yang disampaikan Prabowo saat ini. Karena itu, demi menghindari kericuhan di masyarakat, lembaga-lembaga survei yang berada di naungan Persepi akan memaparkan secara terbuka hasil hitung cepat mereka. Mulai dari Indikator, Charta Politika, CSIS dan Cyrus telah memastikan siap untuk hadir. ”Besok (hari ini, red) kami akan adakan semacam public expose, kami jembreng semua, semua terbuka media silakan bertanya,” kata Profesor Psikologi Politik Universitas Indonesia itu.(bay/far/jpg)
Editor: Eko Faizin