Mulai Distribusikan Logistik ke Luar Negeri

Politik | Selasa, 19 Februari 2019 - 13:54 WIB

Mulai Distribusikan Logistik ke Luar Negeri

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai mendistribusikan logistik pemilu ke luar negeri. Tujuan pertama adalah panitia pemilih luar negeri (PPLN) sejumlah negara di Afrika dan Amerika Latin. Logistik yang dikirim adalah surat suara dan kotak suara.

Ketua KPU Arief Budiman mengajak awak media untuk mengunjungi gudang logistik KPU di kompleks pergudangan Zoodia di Jalan Husein Sastranegara, Benda, Tangerang. Tepatnya di gudang nomor 9.

Baca Juga :Pemilu di Indonesia Paling Singkat Sekaligus Paling Rumit

Sebanyak 18.268 surat suara tengah dipersiapkan untuk dikirim. Surat suara tersebut terdiri atas dua jenis yakni, pilpres dan pemilu legislatif. Seluruh logistik langsung dikirim ke sejumlah negara di Amerika Latin dan Afrika.

Dua kawasan itu dipilih sebagai tujuan awal bukan tanpa alasan. Secara geografis, dua negara tersebut dianggap yang paling susah dijangkau. Untuk itu, pengiriman dilakukan terlebih dahulu. Harapannya, jika terjadi kendala, KPU bisa mengirim ulang dalam waktu dekat.

Menyusul dua negara tersebut, jadwal pengiriman logistik diteruskan ke sejumlah negara di Asia dan Amerika, termasuk AS, pada 18 dan 19 Februari ini. Juga pada 20 Februari ke sejumlah negara di Timur Tengah, 21–22 Februari ke negara-negara di Pasifik, serta terakhir sejumlah negara di Eropa dan beberapa bagian Asia pada 22–25 Februari ini.

Pengiriman memang sengaja dilakukan sebelum Maret. Sebab, para WNI di luar negeri akan melakukan pemilihan lebih awal. Tepatnya pada 8–14 April. Ada tiga metode pencoblosan yang bisa diikuti oleh mereka. Pertama, mereka bisa mencoblos dengan cara datang ke TPS di setiap Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) atau Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di masing-masing negara.

Bagi pemilih yang tinggal jauh dari lokasi kantor konsulat, mereka bisa mencoblos dengan menggunakan metode kedua dan ketiga. Yakni, dengan mencoblos di kotak suara keliling (KSK) yang disediakan pihak PPLN setempat atau mereka bisa mencoblos di rumah melalui pos. ”Nanti surat suara kami kirimkan ke rumah yang bersangkutan. Berikut dengan amplop dan prangkonya untuk dikirim balik ke PPLN yang ada di sana,” kata Arief.

Khusus untuk pemilihan di luar negeri, penghitungan suara tetap dilaksanakan di negara setempat. Namun, penghitungan dilakukan serentak dengan di Indonesia. Dengan demikian, KPU benar-benar mendapatkan hasil pemilihan secara pasti.

Arief juga menjelaskan, saat ini memang belum semua surat suara tercetak. Dari total 2.058.191 daftar pemilih tetap (DPT) di luar negeri, hanya 45 persen yang sudah dicetak dan siap untuk dikirim. KPU harus mengirim surat suara dua kali DPT mengingat ada dua pemilihan di luar negeri.

”Tapi, akan sangat cepat karena setiap perusahaan memiliki kapasitas 20–30 ribu lembar. Setiap satu perusahaan punya 4–5 mesin yang difungsikan hanya untuk itu. Kira-kira ini akan selesai dalam 2–3 hari saja,” terang pria asli Surabaya tersebut.

Logistik yang dikirim nanti bukan hanya surat suara. Juga beberapa logistik pemilu yang sekiranya dibutuhkan dalam masa pencoblosan. Meski, tidak semua logistik dikirim dari dalam negeri. Misalnya, alat tulis yang akan digunakan. Pihak KPU membebaskan PPLN setempat untuk memasok alat tulis dari negara setempat.

Arief menerangkan, beberapa PPLN penasaran terhadap ketahanan kotak suara terhadap air. Mereka meminta KPU tetap mengirim kotak suara dari dalam negeri. ”Ya sudahlah, saya ikhlas mau diapain saja. Asalkan pemilu kali ini berjalan lancar,” kelakarnya.

Acara peninjauan gudang lalu juga dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman M. Fachir. Dia menjelaskan, Malaysia menjadi negara dengan kebutuhan logistik terbanyak. Sebab, jumlah WNI di sana memang paling banyak jika dibandingkan dengan negara lain di Asia, Eropa, dan Amerika. Ada 558.873 WNI yang tercatat sebagai DPT di Kuala Lumpur.

Soal mekanisme pemilihan, Kemenlu menyerahkan kepada PPLN untuk mengaturnya sesuai dengan kondisi pemilih. ”Nah untuk pemilihannya, kami serahkan semuanya ke PPLN. Apakah akan menggunakan tiga metode atau hanya satu metode,” tuturnya.(bin/c6/agm/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook