DODI IRAWAN-KETUA FRAKSI PKB DPRD INHU

Padukan Politik dan Seni untuk Bangun Daerah

Politik | Minggu, 18 Juli 2021 - 23:47 WIB

Padukan Politik dan Seni untuk Bangun Daerah
Dodi Irawan (ISTIMEWA)

Kehidupan di negeri orang usai menjalani pendidikan, bagi Dodi Irawan SHI, sudah cukup lama. Bahkan, ayah tiga anak itu pernah tinggal selama 4,5 tahun di negeri Sakura Jepang. Sehingga hal itu pula yang muncul dalam benaknya untuk pulang kampung. Kembali ke tanah kelahirannya di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), tepatnya Baturijal, Kecamatan Peranap, untuk membangun daerah.

"Alasan utama balik kampung itu, Hubbul Wathan yakni cinta kampung halaman. Ini juga Sunnah Rasulullah. Karena, dulunya Nabi Muhammad SAW sukses di Madinah, terakhir balik kampung bangun Mekkah kampung halamannya," ujar Dodi Irawan SHI mengawali pembicaraannya, Sabtu (17/7).


Menurutnya, membangun daerah tidak bisa sendiri tetapi harus dipadukan dengan politik. Karena salah satu cara untuk merubah atau untuk kebijakan itu, dapat dilakukan dengan politik. Sehingga hal itu pula yang menjadikan dirinya terjun ke dunia politik. Alumni UIN Suska Pekanbaru ini memilih dan bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), karena salah satu partai Islam. Kemudian, di PKB itu berpolitik adalah ibadah.

Setelah terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Inhu periode 2019-2024, sudah banyak kebijakan yang dilakukannya. Khususnya untuk Baturijal. Betapa tidak, Jalan Dwi Marta yang sudah beberapa kali mengalami abrasi, mulai mendapat perhatian baik dari pemerintah kabupaten hingga pemerintah pusat. Jalan Dwi Marta, kata alumni Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek ini, menghubungkan Kecamatan Peranap dan Kecamatan Batang Peranap. Mulai tahun 2016 hingga 2017, Jalan Dwi Marta mengalami abrasi.

Kondisi Jalan Dwi Marta yang berada di bibir Sungai Batang Kuantan itu kembali hancur akibat abrasi pada tahun 2018. Dimana pada tahun itu, terjadi dua kali abrasi. Hingga badan jalan masuk kedalam sungai. Nasib Jalan Dwi Marta juga belum tuntas dihajar abrasi pada tahun 2019. Di tahun 2019 itu, terjadi tiga kali abrasi. "Bertahun-tahun tanpa perhatian, bahkan sudah dilaporkan kemana-mana juga tidak kunjung ada solusinya," kenang Dodi Irawan SHI yang saat ini dipilih 14 Pimpinan Anak Cabang (PAC) untuk menahkodai Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Inhu.

Bermodalkan ber PKB itu ibadah, Dodi mulai mengatur strategi untuk penanganan Jalan Dwi Marta. Ditambah lagi dengan jiwa seni yang dimilikinya, Dodi Irawan SHI bacakan puisi di puing-puing Jalan Dwi Marta yang rusak berat itu. Puisi dengan judul Kong x Kong menceritakan tentang kondisi Jalan Dwi Marta yang dibacakannya, sempat viral hingga masuk ke lingkungan istana. Bahkan, sejumlah pihak terkait mulai turun ke Jalan Dwi Marta.

"Alhamdulillah, tahun ini ada Rp20 miliar dari APBN dan Rp1,5 miliar dari APBD Inhu untuk penanganan Jalan Dwi Marta," ungkapnya.

Sebenarnya tidak hanya puisi dengan judul Kong X Kong yang diciptakan dan dibacanya. Hingga saat ini sudah ada 37 puisi yang dilahirkannya. Bahkan, pernah baca puisi di dua kali rapat paripurna DPRD Kabupaten Inhu. "Puisi itu ciri khas orang Melayu menyampaikan pesan dan maksud," tambahnya.

Usai memperhatikan Jalan Dwi Marta, kini lebih fokus kepada lingkungan pemuda. Karena pemuda saat ini dihadapkan dengan banyak godaan, mulai dari narkotika hingga game online. Ditambah lagi minimnya pendidikan agama.Untuk itu katanya, perhatian dan solusi untuk kalangan pemuda ini tidak ada, bisa dipastikan secara berangsur masa depan pemuda akan suram.

"Ditahap awal ini, saya mencoba menghidupkan sarana olahraga yang ada," ucap Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Inhu ini.

Sehingga dengan menggalakkan olahraga itu, kaum milenial saat ini lebih terarah dan terhindar dari berbagai godaan. Sebab pemuda yang terjerat berbagai permasalahan hingga berujung kepada ranah hukum, salah satunya tidak memiliki aktivitas yang positif. Dengan apa yang dilakukannya terhadap masyarakat terutama di daerah pemilihan (Dapil) III yakni Kecamatan Peranap, Kecamatan Batang Peranap, Kecamatan Kelayang dan Kecamatan Rakit Kulim, agar tidak ada jarak. Karena dirinya tidak suka dengan protokoler tetapi lebih memilih siap dijumpai kapan saja.

Pendekatan dengan berbagai kalangan, juga sambil memberi edukasi dan pelajaran politik kepada masyarakat. Karena masyarakat sejauh ini masih tabu dengan politik dan menganggap politik itu jahat. Makanya lanjut Dodi, dalam membangun daerah lebih memilih memadukan politik dan seni.

"Saya pernah 11 tahun di Dumai dengan aktivitas sebagai kontraktor. Sehingga dengan pulang kampung ini, tanggung jawab moralnya lebih besar lagi," tutup Dodi Irawan yang pernah Kenshusei (magang) IMM Japan Engineering Nagoya University selama 4,5 tahun.(kas)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook