Wahab juga menyebut, langkah mengawal KPU merupakan wujud tanggung jawab ideologi seluruh aktivis 98, memastikan proses demokrasi berjalan aman, tertib dan damai. “Kami serukan dan tegaskan, 5.000 aktivis 98 bersama rakyat akan menduduki KPU untuk memberikan dukungan moral. KPU adalah instrumen demokrasi yang dilakukan lewat reformasi 98. Maka, menjadi jihad bagi kami untuk mempertahankan KPU,” ujar Wahab di sela-sela tabur bunga dan doa memperingati Tragedi 98 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (14/5).
Wahab menduga, kelompok pendukung bangkitnya kembali Orde Baru berada di balik wacana people power yang bertujuan menggagalkan hasil pemilu. Kelompok tersebut berupaya dengan berbagai cara, hanya demi memuaskan syahwat kekuasaan. Wahab kemudian mengingatkan kebengisan yang terjadi pada Mei 98 lalu. Tercatat sekitar 1.217 jiwa yang terdiri dari anak-anak, remaja, orang tua, bahkan ibu hamil meregang nyawa.
“Ada juga ibu-ibu, saudara kita perempuan yang diperkosa, ada 27 yang tercatat ditembak mati. Oleh siapa? Oleh kekuasaan ketika itu,” ucap Wahab.