JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) membenarkan website resminya diretas. Serangan berasal dari dalam dan luar negeri.
Ketua KPU Arief Budiman menuturkan, pihaknya telah memeriksa beberapa IP Address dari para pelaku. Hasilnya, IP Address para peretas berasal dari sejumlah tempat. Bukan hanya dari Tiongkok dan Rusia saja.
“Bukan (hanya) Cina dan Rusia, itu hacker individu-individu orang-orang. Jadi, IP address-nya itu datang dari banyak tempat. Dari domestik sampai internasional. Tapi orang di belakang pengguna IP address itu kan bisa orang Indonesia, bisa dari mana-mana,” kata Arief di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (13/3).
Selain website pribadi KPU, Arief menyebut bahwa peretasan juga pernah terjadi pada sejumlah pemilik akun WhatsApp di dalam lembaganya. Namun, kata dia, kasus ini tak menimpa akun pribadinya.
“WA kita kan pernah diretas juga. Teman-teman saya sih, bukan saya,” ungkapnya.
Kendati demikian, dia memastikan kondisi ini masih dapat terkendali dengan baik. Arief juga menjamin tak bakal pengaruhi signifikan Pemilu 2019. Sebaliknya, tim IT selalu berupaya membentengi pertahanan lembaganya.
“Masih aman, Insya Allah aman. (Tim IT) KPU menjaga sistem kita, orang kan mau nyerang kan datang terus, tapi kita berupaya membentengi supaya tetap aman,” pungkasnya.
Sebelumnya, media Bloomberg memberitakan tentang serangan peretas terhadap sistem data pemilih KPU. Serangan itu berasal dari Tiongkok dan Rusia.
Bloomberg menuliskan, peretas berupaya untuk memanipulasi atau memodifikasi konten. Termasuk mencoba menciptakan apa yang disebut pemilih hantu, atau identitas pemilih palsu.(jpg)