JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja mengatakan, penyiaran azan yang menampilkan bakal capres, Ganjar Pranowo di salah satu televisi bukan termasuk sebuah kegiatan kampanye.
Bagja menjelaskan, hingga saat ini belum masuk masa kampanye dan penetapan capres-cawapres di Pilpres 2024. “Peserta pemilu tidak? Kemudian untuk meyakinkan, meyakinkannya di mana? Eksplisit kan seharusnya?,” kata Bagja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/9).
“Capres tidak? Bakal capres tidak? Kan belum daftar,” sambungnya. Bagja lantas mencontohkan, persoalan yang pernah dialami bakal capres Anies Baswedan beberapa waktu lalu. Menurutnya, saat itu Anies pernah dilaporkan ke Bawaslu saat sosialisasi di Banda Aceh.
“Sama kayak Mas Anies kan kemarin yang dulu ada perkara. Itu kan saya ingatkan imbau kepada peserta pemilunya, bukan ininya kan,” ucap Bagja. Bagja menuturkan, kegiatan kampanye dilakukan apabila seorang capres dan cawapres menjelaskan terkait visi dan misi, program kerja hingga citra diri. Menurutnya, hal tersebut harus dipenuhi untuk dapat disebut sebagai kampanye.
“Itu tiga hal yang harus dipenuhi untuk membuat kampanye. Itu jelas dalam UU Nomor 7 Tahun 2017,” pungkas Bagja. Sebagaimana diketahui, Ganjar Pranowo muncul pada tayangan azan magrib di salah satu stasiun televisi (TV). Tayangan itu ramai menjadi sorotan yang kemudian dikaitkan dengan politik identitas.
Dalam video itu, Ganjar tampak mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam dan sarung batik. Dia menyalami dan mempersilakan jemaah yang datang untuk masuk ke dalam masjid.(jpg)
Laporan JPG, Jakarta
