Bakal Hadiri Forum Antikorupsi di KPK, Komitmen Ganjar Tak Lagi Diragukan

Politik | Minggu, 17 Desember 2023 - 03:02 WIB

Bakal Hadiri Forum Antikorupsi di KPK, Komitmen Ganjar Tak Lagi Diragukan
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyambangi Pondok Pesantren Modern Sirojul Munir, Jl. Sirojul Munir, Bojongsari, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (16/12/2023). (TIM GANJAR)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Komitmen calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo tak lagi diragukan dengan kesiapannya untuk menghadiri forum antikorupsi yang akan diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Rencananya, kegiatan tersebut akan berlangsung pada Januari 2024.

Ketegasan Ganjar tak pandang bulu terhadap praktik korupsi telah beberapa kali disampaikan dalam kegiatan kampanye politik dan debat capres di kantor KPU RI. Ganjar berwacana menjebloskan narapidana kasus korupsi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, untuk memberikan efek jera.


Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengapresiasi ketegasan, serta gagasan Ganjar Pranowo pada bidang antikorupsi. Ia menilai komitmen itu tak lagi diragukan, sehingga harus terealisasi jika memenangkan Pilpres 2024.

"Setiap capres memiliki ide yang bagus itu sah-sah saja. Tetapi apakah implementasinya jalan atau tidak ya belum tentu, itu yang menjadi persoalan kita," kata Ujang kepada JawaPos.com, Sabtu (16/12/2023).

 

Komitmen Ganjar terhadap bidang pemberantasan korupsi harus mendapat dukungan. Tak dipungkiri, isu korupsi menjadi sorotan publik, setelah banyak pejabat publik yang tersangdung kasus korupsi.

Oleh karena itu, Ganjar diminta untuk meyakinkan publik bahwa dirinya juga siap berhadapan dengan para mafia hukum. Sebab, setiap kebijakan hukum terkadang terhambat dari para oknum mafia tersebut.

"Jadi, dalam konteks itu saya melihat idenya bagus, cuma apakah bisa diterapkan, saya yakin. Karena kita terlalu banyak mafia hukum, terlalu banyak mafia kasus, sehingga ide itu belum bisa direalisasikan," tegas Ujang.

Ganjar memiliki jargon 'mboten korupsi mboten ngapusi' yang artinya jangan korupsi, jangan berbohong. Ganjar menyatakan siap hadir dalam forum yang diinisiasi KPK.

"Oh iya kalau kita jelas 10 tahun saya jadi Gubernur, mboten korupsi, mboten ngapusi. Itu pertunjukkan yang paling," ucap Ganjar di pasar modern Marakash, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis, (14/12).

Selama menjadi Gubernur, lanjut Ganjar, selalu mengajak KPK untuk memberikan pendidikan antikorupsi di lembaga-lembaga pendidikan. Menurutnya, ini merupakan upaya pencegahan korupsi sejak dini.

"Saya juga bukan hanya membuat sekolah ant korupsi di seluruh SMA, SMK, termasuk pendidikan di bawah kabupaten kota, 35 kabupaten kota, bupatinya, wali kotanya semua tanda tangan. Karena pencegahan itu penting, tidak hanya penindakan," ucap Ganjar.

 

Saat debat capres, Ganjar menegaskan sebagai pemimpin sebuah bangsa besar, harus mempraktikkan tindakan antikorupsi secara sungguh-sungguh. Hal itu agar pejabat dan masyarakat mendapatkan teladan yang baik.

"Yang pertama, dari sisi penegakan hukumnya. Kalau, saya mulai dari sini, maka yang mesti dilakukan adalah memiskinkan, yang kedua perampasan aset. Segera kita bereskan undang-undang perampasan aset dan untuk pejabat yang korupsi diseret ke Nusakambangan, untuk menciptakan  efek jera bahwa penegakan hukum ini tidak main-main," ujar Ganjar saat debat Capres di KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12) malam.

Ganjar menegaskan, pemimpin yang baik adalah yang dapat memberikan contoh baik kepada seluruh rakyat, salah satunya mengajarkan kepemimpinan yang sederhana.

Integritas, lanjut Ganjar, juga sangat penting dimiliki seorang pemimpin agar jajarannya di seluruh daerah bisa secara bersama-sama membangun komitmen disiplin yang tinggi untuk memerangi korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

"Yang perlu diberikan adalah contoh dari seorang pemimpin bahwa  ia hidup sederhana. Ia tidak bermewah-mewah,  mengajarkan bagaimana integritas itu dibangun untuk para pejabat. Ada dua hal penting sekali. Pertama, biarkan mereka berkembang dengan melakukan hal  baik sehingga saat menduduki jabatan, tidak ada lagi jual beli jabatan. Kedua, jangan biarkan anak buah setor kepada pemimpinnya. Kalau ini terjadi, kerunyaman akan muncul," pungkas Ganjar.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook