JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Rekapitulasi hasil pemilu tingkat nasional, kemarin (10/5) mengungkapkan temuan lain terkait sistem informasi penghitungan suara (situng) hasil pemilu. Di dua provinsi yang situngnya telah selesai 100 persen, ada perbedaan angka dengan hasil rekapitulasi manual di provinsi yang sama yakni, Bali dan Gorontalo.
Untuk rekap manual pilpres di Provinsi Bali, paslon 01 memperoleh 2.351.057 suara dan paslon 02 mendapat 213.415 suara. Di Gorontalo, paslon 01 mendapat 369.803 suara, sedangkan paslon 02 memperoleh 345.129 suara.
Pada tabel situng Provinsi Bali, paslon 01 mendapat 2.342.435 suara. Sedangkan paslon 02 mendapat 212.577 suara. Di sisi lain, yakni Provinsi Gorontalo, paslon 01 mendapat 369.277 suara dan paslon 02 mendapat 344.653 suara.
Dari hasil tersebut, tampak hasil situng di Bali lebih kecil daripada hasil rekapitulasi manual. Sementara itu, di Gorontalo yang terjadi sebaliknya. Hasil situng di provinsi tersebut lebih tinggi ketimbang penghitungan suara manual.
Menanggapi perbedaan tersebut, Komisioner KPU Viryan Azis menyatakan bahwa hal itu mungkin saja terjadi. ’’Sangat mungkin ada proses koreksi pada jenjang berikutnya,’’ terangnya saat ditemui di KPU kemarin.
Koreksi yang dimaksud berkaitan dengan rekapitulasi manual. Dia menjelaskan, situng merupakan hasil unggahan formulir C1 yang ditampilkan apa adanya. Bila pada C1 terdapat kesalahan, situng tidak boleh mengoreksi. ’’Koreksi dilakukan dalam rapat pleno terbuka di tingkat kecamatan menjadi form DA1,’’ lanjut mantan komisioner KPU Provinsi Kalimantan Barat itu.
Karena itulah, tampilan situng selalu disertai disclaimer. Bahwa data situng bukan hasil resmi penghitungan perolehan suara. KPU menetapkan hasil pemilu melalui rapat pleno terbuka yang dilakukan secara manual dan berjenjang.
Senada, anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin memastikan bahwa secara teknis penyelenggaraan, yang dipakai adalah hasil rekapitulasi manual. ’’Kalau kemudian ada beda antara situng dan manual, kita pakai yang manual,’’ terangnya. Situng tidak akan menjadi patokan karena yang dipakai adalah rekapitulasi manual.(byu/c10/agm/jpg)
Editor: Eko Faizin