PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau kembali mendatangi kampus, Rabu (9/4). Kali ini yang didatangi adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Politik Universitas Riau. Di mana dalam pertemuan itu ada banyak hal yang dibahas antara KPU dengan mahasiswa.
Komisioner KPU Riau Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat Nugroho Noto Susanto dalam penyampaiannya mengatakan 40 persen pemilih milenial dari total daftar pemilih tetap adalah kekuatan politik yang besar. Jika 80 juta pemilih milenial tersebut menggunakan hak pilihnya, maka hakikatnya telah menjadi suatu kekuatan rakyat yang riil.
“Pemuda Indonesia, termasuk kawan-kawan yang hadir di sini memiliki tanggung jawab sebagai warga negara untuk menyukseskan pemilu 2019 dan sekaligus sebagai agen masyarakat sipil,” sebut Nugroho.
Ia kemudian menyebut bahwa beberapa gerakan mahasiswa skala nasional, telah terakreditasi sebagai pemantau pemilu. Seperti IMM, HMI, GMNI, PMII, KAMMI, GMKI dan PMKRI. Maka dari itu, lanjut Nugroho, sudah saatnya gerakan mahasiswa memanfaatkan ruang demokrasi langsung saat ini dengan memantau penyelenggaraan pemilu 2019.
“Dalam tahapan rekapitulasi perolehan suara peserta pemilu UU Pemilu Nomor 7/201 7 dan PKPU No.3/2019 memberikan legalitas bagi publik dan pemantau untuk mendokumentasikan hasil rekap C1 pleno. Artinya rekapitulasi manual di seluruh TPS di Indonesia, bisa didokumentasikan dengan memfoto atau video,” tambahnya.
Dengan demikian, maka pemantauan pemilu dapat terjadi. Ia kemudian mengajak kalangan mahasiswa yang hadir untuk mendorong pelaksanaan Pemilu 2019 zero kecurangan.
Usai kegiatan, Nugie, sapaan akrab Nugroho menyampaikan ras terimakasih kepada mahasiswa telah meyelanggarakan kegiatan diskusi tersebut. Menurut dia mahasiswa juga merupakan agen perubahan untuk menciptakan iklim demokrasi yang lebih baik.
Penulis: Afiat Ananda
Editor: Eko Faizin