Berebut Suara di Tanah Melayu

Politik | Senin, 11 Maret 2019 - 09:31 WIB

Berebut Suara di Tanah Melayu

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Belakangan ini Provinsi Riau seolah menjadi perhatian pusat. Banyak tokoh-tokoh politik, calon presiden, calon wakil presiden, presiden, mantan presiden, para menteri, pejabat negara silih berganti datang ke Bumi Melayu Lancang Kuning. Apakah kedatangan tokoh-tokoh skala nasional itu untuk “berebut” suara di tanah Melayu? Atau mungkin Riau “seksi” di mata nasional?

Jika para tokoh politik, calon presiden, calon wakil presiden datang ke Riau karena saat ini sudah memasuki tahun politik. Di mana mereka ingin meraih simpati masyarakat Riau. Lalu bagaimana dengan para menteri? Pasalnya, dari catatan Riau Pos dalam kurun waktu sepekan terakhir, sudah lima menteri yang datang ke Riau.

Baca Juga :Pemilu di Indonesia Paling Singkat Sekaligus Paling Rumit

Pada Ahad (3/3) lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan untuk kesekian kalinya berkunjung ke Riau. Tepatnya di Kota Pekanbaru. Dalam kunjungannya saat itu, Luhut ikut dalam kegiatan jalan sehat yang dilakukan Pemerintah Kota Pekanbaru di area car free day.

Berselang dua hari, atau pada hari Rabu (6/3), giliran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Syafruddin yang berkunjung ke Riau. Saat itu, Mendagri menghadiri kegiatan HUT Pemadam Kebakaran dan Satpol PP, sedangkan Menpan-RB menghadiri peresmian Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru.

Kemudian pada Jumat (8/3), Riau kembali kedatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada para pelajar di Riau. Dan terakhir, pada Sabtu (9/3), giliran Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir yang juga berkunjung ke Riau.

Sebelum jajaran para menteri kabinet kerja tersebut berkunjung ke Bumi Lancang Kuning, masyarakat Riau pada 27 Agustus 2018 lalu juga dihebohkan dengan berita Neno Warisman yang ditolak saat akan menghadiri kegiatan deklarasi tagar 2019 Ganti Presiden. Saat itu, Neno yang sudah tiba di Pekanbaru tertahan di pintu gerbang Bandara SSK II hingga beberapa jam dan akhirnya dipulangkan lagi ke Jakarta malam harinya.

Berselang tiga bulan setelah peristiwa yang juga menjadi pemberitaan nasional itu, pada pertengahan Desember 2018, masyarakat Riau juga kembali didatangi tokoh nasional. Yakni Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Yang pada saat bersamaan juga hadir Presiden Jokowi. Kehadiran dua tokoh nasional ini, sontak membuat Kota Pekanbaru sebagai pusat kegiatan menjadi ramai. Tiap sudut Pekanbaru dipenuhi dengan baliho, spanduk dan bendera-bendera partai. Selain karena ada dua tokoh nasional di Riau, pemberitaan media saat itu juga heboh dengan adanya perusakan bendera dan atribut partai Demokrat.

Selain itu sederet tokoh nasional juga bergantian mengunjungi tanah Melayu ini. Mulai dari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto dan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo. Bahkan politisi senior Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung juga menyempatkan diri datang ke Riau memberikan pembekalan kader untuk memenangkan capres yang diusung partai berlambang pohon beringin itu.

Menanggapi itu, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Provinsi Riau Idris Laena kepada Riau Pos menuturkan pihaknya sudah memulai menggaet hati masyarakat sejak awal kampanye. Beberapa kegiatan dilaksanakan secara rutin dari pusat kota hingga pelosok. Kata Idris, beberapa program kampanye memang sudah dibuat dari pusat turun ke daerah.

“Banyak metode yang kami lakukan. Karena target untuk kemenangan Jokowi-Ma’ruf di Riau itu 60 persen. Kami yakin bisa,” sebut Idris kepada Riau Pos akhir pekan kemarin.

Sementara itu Wakil Ketua Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Prabowo-Sandi Riau, Hardiyanto menyebut pihaknya cenderung memanfaatkan momen akhir masa kampanye. Bahkan dalam waktu dekat, capres Prabowo Subianto akan datang langsung menyapa masyarakat Riau.

“Mendatangkan tokoh juga. Kita lihat bagaimana Pak Sandi sampai tiga kali di Riau. Ini menandakan Riau menjadi salah satu basis Prabowo-Sandi,” sebut Hardiyanto.

Harus Tetap Sesuai Koridor

Pengamat Komunikasi Politik, Dosen Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris SSos MSi menilai, banyaknya tokoh nasional, capres, cawapres,  menteri, tokoh politik dan lain-lain berkunjung ke Riau dapat diindikasikan meraup suara ada unsur politisnya.

Untuk itu, ia mengimbau dalam proses tersebut harus tetap mengacu pada aturan dan mekanisme sesuai koridor yang berlaku. Apalagi yang datang merupakan pejabat negara. Seperti kunjungan kerja menteri ke Bumi Lancang Kuning, tidak menutup kemungkinan ada unsur politik untuk mengkampanyekan pemenangan salah satu paslon.

“Kalau mencari suara di Riau itu sah-sah saja, selagi tidak melanggar aturan dan koridornya. Kunker menteri ke Riau menurut pengamatan saya pasti ada unsur politisnya,” ujarnya kepada Riau Pos, Sabtu (9/3).

Dikatakan Aidil Haris, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Riau harus bisa bersikap kritis melakukan pengamatan melihat mana kegiatan pemerintah dan mana kegiatan politik.(sol/nda/dop)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook