JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Konflik tengah menimpa internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Adapun sejumlah loyalis Anis Matta satu per satu mulai dipreteli dari posisinya.
Mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKS Mahfuz Sidik menerangkan, langkah PKS membersihkan para pengikut Anis tentu akan sangat merugikan partai pimpinan M Sohibul Iman itu.
Terlebih, dalam waktu dekat ini parpol akan dihadapkan dengan momen Pilkada Serentak 2018 dan persiapan Pemilu 2019.
“Yang jelas ini bukan tradisi organisasi di PKS. Pergantian mendadak dan sepihak tanpa alasan dan prosedur yang jelas seperti diatur AD/ART (anggaran dasar/anggaran rumah tangga, red),” katanya melalui pesan singkat, Senin (9/4/2018).
Setidaknya, sejumlah ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS yang dikenal sebagai loyalis Anis dan tiba-tiba diganti, yakni ketua DPW PKS Jawa Tengah, ketua DPW PKS Sulawesi Tengah, dan ketua DPW PKS Sumatera Selatan.
Kabarnya, masih ada sejumlah ketua DPW PKS lainnya juga bakal dicopot.
“Sejak awal berdiri partai ini tahun 1999, baru pada era kepengurusan sekarang terjadi kasus penggantian pengurus secara dadakan dan pemecatan kader dalam jumlah yang terus bertambah,” imbuhnya.
Ustad Mahfuz, sapaannya, menambahkan, langkah partainya melakukan "genosida" loyalis Anis bukannya tanpa risiko. Misalnya, keputusan PKS memecat Fahri Hamzah justru berbuah perkara hukum yang kini masih berproses di pengadilan.
Di samping itu, tentu saja para ketua DPW PKS yang tiba-tiba dicopot juga akan mengikuti jejak Fahri menempuh jalur hukum.