JAKARTA (RIAUPOS.CO) - DARI sembilan parpol peraih kursi di DPR RI, praktis tinggal Partai Demokrat yang belum menentukan tempat berlabuh untuk mengusung pasangan bakal capres-cawapres. Setelah “bercerai” dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), sejumlah spekulasi pun mengiringi partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.
Salah satu wacana yang mengemuka adalah peluang membentuk koalisi baru bersama PPP dan PKS. Kabar yang sempat mengemuka, mereka bakal mengusung pasangan Sandiaga Uno-AHY sebagai bakal capres-cawapres. Jika benar, maka PPP keluar mesti keluar dari koalisi bersama PDIP dan PKS hengkang dari KPP.
Saat dikonfirmasi, Deputi Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani tidak menutup peluang tersebut. Dia menyebut, pihaknya tengah membahas semua opsi yang tersedia. Sejauh ini, ada dua opsi yang telah muncul. Yakni, bergabung dengan parpol koalisi Prabowo Subianto atau Ganjar Prabowo, serta opsi di luar itu. “Termasuk juga opsi poros koalisi baru (Sandiaga Uno-AHY),” ujarnya, Kamis (7/9).
Soal sejauh mana peluangnya, Kamhar menyebut akan sangat bergantung pada kalkulasi yang dilakukan Majelis Tinggi Partai (MTP). Yang jelas, saat ini internal partai tengah fokus menyerap aspirasi kader terlebih dahulu. Sejak awal pekan ini, rapat pleno di DPP maupun bersama dengan dewan pimpinan daerah (DPD) terus dijalankan. “Aspirasi kader yang menjadi bahan pertimbangan MTP,” imbuhnya.
Kamhar menyatakan, dalam waktu yang tidak terlalu lama MTP akan memutuskan arah kebijakan Partai Demokrat ke depan. “Jadi, kita tunggu saja hasil keputusan MTP,” kata bacaleg Partai Demokrat dapil Jabar V tersebut.
Dihubungi secara terpisah, Sekjen PPP Arwani Thomafi menepis isu poros keempat tersebut. Dia menegaskan, sejauh ini di PPP tidak ada pembahasan soal koalisi baru. “Tidak ada pikiran atau agenda membahas tentang rencana atau kemungkinan terbentuknya poros keempat,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Arwani, PPP komitmen untuk fokus menjalankan kesepakatan kerjasama dengan PDIP. Dia justru berharap, agar partai lain bisa ikut bergabung untuk memenangkan Ganjar.
Sementara itu, bacapres KPP Anies Baswedan optimistis PKS tidak akan merapat ke koalisi lain. Mantan Gubernue DKI Jakarta itu meyakini, PKS hanya sedang menuntaskan mekanisme internal untuk meresmikan dukungan kepada Muhaimin Iskandar sebagai sebagai bacawapresnya.
Anies mengatakan, apa yang terjadi pada PKS sekarang sama seperti Oktober 2022 lalu. Saat Partai Nasdem deklarasi mencalonkannya, PKS juga hanya menyampaikan komitmen melalui konferensi pers. Adapun sikap resmi, akan disampaikan melalui musyawarah majelis syuro.
“Secara resmi itu harus mengikuti prosedur yang ada di internal organisasinya. Jadi AD/ARTnya mengharuskan ada sidang majelis syuro,” ujarnya seusai menemui Gerakan Masyarakat Desa Bersatu di Sekretariat KPP kemarin. Jika proses di majelis syuro tuntas, Anies meyakini PKS akan merapat dalam kegiatan bersama. Sebab, dia merasa sudah mempunyai ikatan kuat dengan PKS. (far/hud/jpg)
Laporan JPG, Jakarta