JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tuntas sudah pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa ke-5 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Senin (7/3), Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menutup KTT tersebut dengan menghasilkan Deklarasi Jakarta. Poin utamanya adalah menyerukan boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan dari daerah pendudukan.
Jokowi berdiri di podium bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Sekretaris Jenderal OKI Iyad Ameen Madani menyampaikan sikap OKI sebagai keputusan konferensi dalam dua hari terakhir. Menurutnya, kedaulatan Palestina merupakan isu penting bagi Indonesia dan negara anggota OKI yang lainnya. Pasalnya, Palestina merupakan satu-satunya negara peserta OKI dan KAA yang belum merdeka.
’’Deklarasi kemerdekaan Palestina sudah dilakukan pada 1998. Namun, kenyataannya wilayahnya masih dikuasai oleh Israel. Ketegangan di dalam negeri pun masih ada. Karena itu, pimpinan dunia islam menghasilkan rencana konkrit untuk memerdekakan Palestina,’’ ujarnya di Jakarta, Senin (7/3).
Jokowi juga mengingatkan kembali seluruh negara anggota OKI tentang tujuan awal pembentukan organisasi tersebut. ’’OKI dibentuk karena adanya keperluan mendukung perjuangan Palestina,’’ ujarnya.
Karena itu, bisa OKI tidak bisa menjadi bagian dari solusi Palestina, maka keberadaan organisasi itu sudah tidak relevan lagi. Indonesia, lanjut Jokowi, sejak awal konsisten menentang penjajahan Israel atas Palestina.
’’Bung Karno menegaskan, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel,’’ ucap mantan Wali Kota Solo itu.
Jokowi menjelaskan, negara anggota OKI dengan tegas meminta kemerdekaan Palestina dalam two-state solution. Solusi ini memungkinkan Palestina menjadi negara meskipun wilayahnya ada di dalam negara Israel. Dalam hal ini, Jokowi menerangkan bahwa anggota OKI sepakat untuk mempercepat hal tersebut dari dua apsek : internal dan eksternal.
’’Pertama, kami sepakat bahwa negara OKI akan menyalurkan bantuan kapasitas ekonomi melalui Al-Quds Fund. Kami juga akan menekan pihak Israel yang terus melanggar perjanjian perdamaian dengan berabagai cara. Salah satunya, dengan ajakan memboikot produk-produk yang dihasilkan di wilayah Palestina yang diduduki Israel,’’ teranganya.