Di Depan DPR, Panglima TNI Berkomitmen Remajakan Kapal Selam

Politik | Jumat, 07 Mei 2021 - 10:00 WIB

Di Depan DPR, Panglima TNI Berkomitmen Remajakan Kapal Selam
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/5/2021). Rapat membahas alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI dan peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala 402. (HENDRA EKA/JPG)

JAKARTA (RIUAPOS.CO) - Insiden KRI Nanggala-402 menjadi pokok pembahasan saat Komisi I DPR mengundang panglima TNI dan kepala staf TNI Angkatan Laut (KSAL) dalam rapat kerja kemarin (6/5). Peremajaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) menjadi perhatian para anggota dewan dan TNI.

Raker yang dimulai sekitar pukul 13.00 itu dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari. Raker tersebut berlangsung tertutup. Namun, bagian awal raker bersifat terbuka. Kharis menjelaskan, agenda utama raker adalah terkait peristiwa yang memunculkan duka bagi rakyat Indonesia baru-baru ini. "Agenda mendengarkan penjelasan berkaitan dengan peristiwa KRI Nanggala-402. Kami mohon penjelasan secara komprehensif," ujarnya.


Sebelum pembahasan secara tertutup, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan beberapa pokok pembahasan yang bakal dibicarakan dalam rapat tersebut. Setidaknya ada tiga hal yang dibicarakan. "Kita akan bahas tiga agenda. Pertama soal Nanggala, kedua kondisi terkini alutsista TNI-AL, dan rencana modernisasi alutsista TNI, khususnya kapal selam," ungkapnya.

Hadi menyatakan, TNI bermaksud melakukan peremajaan dan evaluasi alutsista. Hal itu perlu dibahas serius menyusul insiden kapal selam yang dibuat pada 1978 tersebut. "Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi kondisi alutsista TNI. Khususnya kapal selam yang dimiliki TNI-AL dan langkah-langkah untuk melanjutkan modernisasi kapal selam," tuturnya.

KSAL Laksamana Yudo Margono menambahkan, KRI Nanggala-402 telah menjalani perawatan overhaul di Korea Selatan pada 2012. 

"Setiap tahun dilaksanakan proses pemeliharaan tingkat menengah hingga 2020 dan docking dalam rangka latihan 2021," ucapnya. KRI tersebut juga sering digunakan dalam rangka latihan penembakan torpedo SUT. 

Jika dilihat dari kesiapan, Yudo menegaskan bahwa KRI Nanggala-402 masih layak digunakan dalam rangka latihan. KRI itu telah memenuhi uji kelayakan dan melaksanakan tugas tempur tingkat satu maupun tingkat dua.

Yudo menjelaskan, saat kejadian, komunikasi dengan KRI Nanggala-402 terputus sekitar pukul 05.00 Wita. Dia saat itu langsung memerintahkan pencarian dan melaporkan kejadian tersebut kepada panglima TNI dan presiden. "Kami sampaikan bahwa kami KSAL bertanggung jawab atas kejadian ini," katanya. (deb/c9/bay/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook