JAKARTA (RIAUPOS.CO) - KPU ikut kena dampak bencana gempa di Sulawesi Tengah. Seorang anggota KPU kabupaten/kota di Sulteng dan seorang Kasubbag data menjadi korban meninggal. Di luar itu, KPU memastikan penyelenggaraan pemilu di Sulawesi Tengah, khususnya di tiga kabupaten/kota, akan tetap terlaksana.
Saat gempa terjadi Jumat lalu (28/9), komisioner-komisioner KPU se-Sulteng sedang berkumpul di Hotel Mercure, Palu. Mereka menggelar rapat terkait perbaikan daftar pemilih tetap (DPT). Hotel tersebut dikabarkan ikut ambruk akibat guncangan.
’’Yang Kasubbag itu tertimpa bangunan,’’ tutur Komisioner KPU Viryan Azis dengan suara tertahan. Matanya tampak berkaca-kaca saat ditemui di KPU kemarin (2/10). Selebihnya dilaporkan selamat. Secara internal, KPU juga sedang menggalang bantuan dari seluruh jajaran untuk KPU di Sulteng.
Atas dasar itu, KPU menghentikan sementara kegiatan tahapan pemilu di Sulteng, khususnya bagi kalangan internal penyelenggara. ”Paling tidak 5–7 hari ke depan,” lanjutnya. Para komisioner dan staf dipersilakan mengurus keluarga dan sanak familinya lebih dulu, baru setelahnya melakukan inventarisasi ulang di kantor. Kegiatan pemutakhiran data juga dihentikan sementara.
Viryan menuturkan, ada beberapa dampak bencana gempa dan tsunami di Palu, Sigi, dan Donggala yang akan berkaitan dengan tahapan pemilu di daerah tersebut. Yakni, berkurangnya pemilih, TPS, dan potensi meninggalnya caleg maupun calon senator setempat. ’’Misalnya di Petobo, satu daerah hilang. Maka, TPS di daerah itu berpotensi hilang juga,’’ tutur Viryan.
Pemilih di Petobo, juga di kawasan lain seperti Jono Oge, juga berpotensi berkurang akibat kawasannya ambles. Sebagian dari mereka menjadi korban meninggal dan akan dicoret dari DPT. Sebagian warga lainnya juga diprediksi pindah dari kawasan tersebut.
Karena itu, pelayanan pendataan pemilih akan kembali dilakukan di kawasan pengungsian. Begitu pula dengan warga tiga daerah yang berencana pindah permanen dari tempat tinggalnya ke daerah lain seperti Makassar atau Jakarta. Mereka akan dilayani haknya untuk pindah lokasi memilih.
Yang jelas, lanjut Viryan, pelaksanaan pemilu di Sulteng tidak akan terganggu. Berdasar pengalaman yang ada, butuh waktu setidaknya tiga bulan untuk pemulihan di bidang layanan kepemiluan. Sementara itu, pemungutan suara masih enam bulan lagi. ”Kecuali kalau kejadiannya tiga hari menjelang pemilu, itu akan jadi soal,’’ ucap Viryan.
Ketua KPU Arief Budiman juga memastikan tahapan pemilu tidak akan terlalu terpengaruh. Berbagai skenario akan disiapkan untuk mengantisipasi bila recovery pascagempa tidak berjalan sesuai harapan. Sejauh ini, pihaknya masih yakin pengiriman logistik hingga pelaksanaan pemungutan suara tidak akan terganggu. ”Skenario lainnya, bisa saja kami perlakukan seperti daerah terpencil,” ujarnya.(byu/c17/fat)
Dalam arti, logistik akan dikirim lebih awal untuk mengantisipasi medan yang sulit. Sementara itu, bila ada kantor KPU yang rusak akibat gempa, pihaknya akan menyiapkan tenda sebagai kantor sementara. Cara yang sama sudah diterapkan di Lombok Utara bulan lalu.
Mengenai peserta pemilu, pihaknya belum mendapat laporan adanya caleg atau senator asal tiga kabupaten tersebut yang menjadi korban meninggal. Namun, jika itu terjadi, KPU terpaksa mencoretnya dari daftar caleg. Tidak ada penggantian bagi caleg yang meninggal. ’’Nanti kolom nama dan nomor urutnya dikosongkan,’’ jelasnya.(byu/c17/fat)
(Laporan JPG, Jakarta)