PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tengah berlangsung. Guna meningkatkan kesadaran tentang Pemilu dan demokrasi serta memastikan informasi Pemilu ke pemilih pemula, KPU Provinsi Riau melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah tingkat SLTA di Kota Pekanbaru, Rabu (2/8).
Adapun sekolah yang dikunjungi yakni SMA Negeri 2 Pekanbaru. Sebelumnya, KPU Riau juga telah menggelar kegiatan yang sama untuk pemilih pemula di SMA Cendana Pekanbaru dan SMAIT Al-Ittihad Pekanbaru.
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Parmas, dan SDM KPU Riau Nugroho Noto Susanto sebagai pemateri, siswa-siswi SMA Negeri 2 Pekanbaru sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Tak hanya perwakilan KPU Riau, segenap tim dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) setempat juga turut ikut meramaikan sosialisasi yang diadakan di Ruang Aula SMA Negeri 2 Pekanbaru ini.
Salah satu guru Pendidikan Kewarganegaraan Esmawati yang turut mendampingi sosialisasi ini menyebutkan sosialisasi terkait Pemilu ini cukup membantu menambah Pendidikan Profil Pancasila dari pihak eksternal.
“Profil Pancasila memang salah satu program dari kurikulum merdeka dengan tujuan menumbuhkan rasa demokrasi dan merefleksikan nilai-nilai Pancasila untuk siswa-siswi. Jadi, adanya sosialisasi ini juga berguna supaya anak-anak ini bisa belajar menyuarakan pendapatnya, nantinya kita akan praktekkan juga di pemilihan Ketua OSIS yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat,” ujar Esmawati.
Dalam pemaparan materinya, Nugroho Noto Susanto atau yang akrab disapa Nugi menyampaikan pentingnya demokrasi dalam Pemilu. Ia juga mengatakan basis demokrasi adalah rakyat, hal itulah yang membedakan negara-negara demokrasi dengan negara lain yang menganut paham teokrasi.
“Demokrasi itu basisnya rakyat, sedangkan Teokrasi berbasis pada Tuhan atau Ketuhanan, seperti di Iran. Kalau di Indonesia kita gunakan teokrasi, orang-orang akan bingung karena Indonesia punya banyak agama yang diakui,” ungkap Nugroho.
“Lagipula, kalau suatu negara penduduknya sedikit mungkin bisa langsung ditunjuk saja pemimpinnya. Namun, kalau penduduknya banyak, seperti di Indonesia, butuh Pemilu sebagai wadah penampung aspirasi rakyat. Makanya, jangan sampai kita tidak menggunakan hak suara kita untuk Pemilu 2024,” tambahnya.(nda)