Mahfud, TGB, Airlangga Masuk Kantong Jokowi

Politik | Selasa, 17 Juli 2018 - 12:22 WIB

Mahfud, TGB, Airlangga Masuk Kantong Jokowi
Mahfud MD, Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, Airlangga Hartarto.

Mahfud berharap, Jokowi bisa menggandeng calon terbaik yang bisa memajukan negara. Sementara itu, TGB juga menanggapi santai pernyataan Presiden yang menyebut namanya menjadi salah satu sosok yang digodok. Menurutnya, hal itu sepenuhnya hak prerogatif Jokowi. “Semua yang baik disyukuri saja, semua yang baik disyukuri,” ujarnya.

Soal kesiapannya jika dipilih sebagai pendamping, dia enggan berandai-andai. “Jawaban itu kan kalau sudah ada sesuatu yang jelas,” ujarnya. Namun dia menilai, ada banyak tokoh bangsa yang lebih senior dan  hebat. TGB menambahkan, dalam pertemuan di ABN Nasdem sendiri, tidak ada hal khusus yang dibicarakan. Selain obrolan ringan, pembicaraan juga terkait rencana presiden melakukan kunjungan kerja ke NTB. Kehadirannya di  ABN Nasdem juga merupakan undangan dari Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.

Baca Juga :Semakin Sering Disandingkan dengan Capres Lain, Tamsil: Makin Terlihat Kualitas Anies

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, selain Mahfud, Airlangga, TGB Zainul Majdi, dan Muhaimin Iskandar, satu nama lagi yang juga masuk cawapres Jokowi adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Perempuan itu mempunyai segudang pengalaman dalam bidang ekonomi.

Menurut hipotesisnya, dari lima nama itu sudah mengerucut dua nama. Kedua tokoh yang berpeluang menjadi cawapres Jokowi adalah Mahfud MD dan Airlangga. Saat ini, kata dia, Jokowi sedang diserang tiga isu. Ialah isu komunisme, anti Islam, dan pro Cina. Mahfud lah yang bisa membendung tiga isu tersebut. Sebab, pria asal Madura itu merupakan tokoh Islam, santri, bersih, akademisi, dan sangat dihormati.

“Jika Mahfud disandingkan dengan Jokowi, maka tiga isu itu bisa diatasi,” papar dia.

Nama Mahfud juga relatif bisa diterima parpol pendukung Jokowi, karena dia bukan orang partai. Pengalamannya juga komplet, karena dia menjadi menteri, anggota dewan, dan ketua MK. Jadi, pengalamn eksekutif, legislatif dan yudikatif semua sudah dia miliki. Apalagi, ia juga guru besar hukum tata negara UII yang juga tokoh NU.

Namun, jika pertimbangannya Jokowi adalah dukungan partai dan jumlah kursi di DPR, maka Airlangga yang akan dipilih. Sebagai ketua partai, tentu Airlangga mempunyai dukungan jelas dari partai. Tapi, kehadiran Airlangga belum tentu bisa diterima partai lain. Sebab, partai koalisi juga mempunyai calon masing-masing.

Jika Airlangga yang dipilih, tutur dia, itu sama halnya memberi karpet merah bagi Airlangga untuk menjadi capres pada Pemilu 2024.  “Sekarang keputusannya ada di tangan Jokowi,” ungkap dia saat dihubungi Jawa Pos (JPG), kemarin.

Sedikit berbeda dengan Emrus, Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari menilai, cawapres yang akan dipilih Jokowi justru cenderung berlatar belakang santri. Tanpa menyebut nama yang sudah ada, sosok nonparpol dengan latar belakang santri yang kuat saat ini justru menjadi kandidat kuat pendamping Jokowi.

”Isu yang paling besar menerpa pak Jokowi adalah SARA. Isu ekonomi ada, tapi ujungnya juga mengarah ke SARA. Selain santri yang mampu menangkal, yang punya peluang adalah tentara,” kata Qodari kepada JPG.

Kecilnya peluang sosok dari parpol, kata Qodari, karena potensial menimbulkan perpecahan koalisi. Pasalnya, siapa pun tokoh parpol yang akan dipilih Jokowi, memiliki peluang besar mendapat panggung politik di pemilu 2024.  ”Kalau Muhaimin atau Romahurmuziy misal menerima Airlangga (cawapres), sama saja kasih karpet merah. Demikian sebaliknya, jadi saya yakin 95 persen nonparpol,” ujar Qodari. (far/lum/bay/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook