Jawabannya Dipotong Prabowo saat Debat soal Polusi Udara, Anies Bedakan Data dan Fiksi

Politik | Rabu, 13 Desember 2023 - 02:01 WIB

Jawabannya Dipotong Prabowo saat Debat soal Polusi Udara, Anies Bedakan Data dan Fiksi
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dipotong ucapannya oleh Prabowo Subianto saat debat capres perdana di KPU RI, Selasa (12/12/2023). (JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS,CO) - Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dipotong ucapannya oleh Prabowo Subianto saat debat capres perdana di KPU RI, Selasa (12/12/2023) malam. Hal itu terjadi saat Anies menjawab pertanyaan Prabowo soal polusi udara di Jakarta yang masih tinggi sewaktu dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. 

Mulanya, Anies mengibaratkan polusi udara yang terdeteksi di Jakarta itu seperti halnya ketika Covid-19 tampak lebih tinggi di satu daerah dibanding daerah lainnya.


"Saya jelaskan, ketika di satu daerah mengatakan, di tempat kami tidak ada covid, di tempat kami covid banyak. Lalu yang tidak ada covid kami tanya, kenapa tidak ada covid? Lah kami tidak ada alat testing, pak. Karena tidak ada alat testing, tidak ada covid, yang punya alat testing, maka ada covid," urainya.

Tak sabar dengan jawaban Anies terkait polusi udara yang malah mengibaratkan polusi dengan covid, Prabowo memotong jawaban Anies meskipun tak ada aturan yang membolehkan memotong ucapan capres.

"Saya tidak tanya covid, saya tanya polusi," potong Prabowo.

Sontak sorakan pendukung dari Prabowo bergema di KPU.

"Boleh saya selesaikan dulu?" jawab Anies.

Setelah itu, ia menerangkan bahwa terdeteksinya polusi yang pekat di Jakarta adalah karena kota yang pernah dipimpinnya itu memiliki alat pemantau polusi udara. Sedangkan daerah lain tak punya.

"Bila masalah polusi udara itu bersumber dari dalam Jakarta, maka hari ini, besok, minggu depan konsisten selalu akan kotor," katanya.

Namun, Anies mengatakan bahwa faktanya udara Jakarta tak konsisten buruk. Ada hari di mana kualitas udara membaik.

"Apa yang terjadi? Polusi udara tak punya KTP, angin tak ada KTP-nya. Angin itu bergerak sana sini. Ketika polutan-polutan muncul, pembangkit listrik tenaga uap mengalir ke Jakarta, maka Jakarta punya indikator, karena itu Jakarta mengatakan ada polusi udara," ucapnya.

"Ketika anginnya bergerak ke arah Lampung, Sumatra, Laut Jawa, di sana tidak ada alat minitor, maka tidak muncul," sambung Anies.

Terlepas dari hal itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa pihaknya tetap melalukan langkah tertentu untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

"Dengan satu, pengendalian emisi dari kendaraan bermotor. Dan pengujian emisi sekarang wajib. Yang kedua elektrivikasi kendaraan umum. Yang ketiga, konversi kendaraan umum," ungkapnya.

"Dan dulu yang naik transportasi umum hanya 350 ribu per hari sekarang 1 juta per hari," jelas Anies.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook