JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kunjungan kerja (Kunker) ke Jerman rencananya akan dilakukan Badan gUrusan Rumah Tangga DPR. Akan tetapi, kabarnya mereka sudah melakukan kunjunan ke negara itu pada 2010.
Jika benar, hal itu tentu dianggap pemborosan anggaran karena sudah mengunjungi negara serupa. Meski begitu, Ketua BURT Anton Sihombing menyatakan, pihaknya enggan disebut pemborosan atau menghabiskan uang negara.
Menurutnya, kunker itu untuk mengambil manfaat positif dari negara tersebut untuk dibawa ke DPR.
"Kan untuk mempelajari administrasi, tata kelola parlemen di sana. Untuk kekayaan kita," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Politikus Partai Golkar itu membantah kalau kunker itu tekait studi banding gedung baru DPR.
"Jadi, bukan untuk gedung. Kalau gedung teknisnya kan urusan kesetjenan, pemerintah," tuturnya.
Lagi pula, imbuhnya, rencana kunker ke Jerman itu sudah diputuskan dalam rapat pleno BURT tiga bulan lalu. Mereka pun memiliki jatah dua kali melakukan kunker.
"Satu tahun kami dua kali. Kami lakukan sekarang dan itu sudah diputuskan dua kali lewat. Itu adalah tugas konstitusi kami," terangnya.
Akan tetapi, terkait gedung baru, dia memandang itu kebutuhan walaupun Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta untuk melihat skala prioritas.
"Yang mewakili rakyat itu kami. Bukan yang hanya pakai stempel notaris. Permasalahanya itu kebutuhan," jelasnya.
Di sisi lain, terkait akankah ada tambahan anggaran guna membangun gedung baru tersebut, dia menyebut hal itu masih dibahas dalam komisi masing-masing. Namun, yang pasti fasilitas akan diperbaiki.
"Lift akan kami bagusin, kami bikin yang terbaik. Kantor di mana sih mau naik saja harus nunggu 20 menit," tuntasnya. (dna)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama