PAHLAWAN DEMOKRASI

Diminta Dokter Istirahat, Tetap Bekerja karena Tanggung Jawab

Politik | Rabu, 01 Mei 2019 - 11:24 WIB

Diminta Dokter Istirahat, Tetap Bekerja karena Tanggung Jawab
Hazairin (kanan). (KPU PEKANBARU FOR RIAU POS)

Kabar duka kembali menyelimuti keluarga besar Komisi Pemilihan Umum (KPU). Senin (29/4), Ketua KPPS 029, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Hazairin menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 21.30 WIB. Sebelumnya, Hazairin sempat mengalami kecelakaan dengan sepeda motor sepekan lalu.

Laporan AFIAT ANANDA, Pekanbaru

Baca Juga :Pemilu di Indonesia Paling Singkat Sekaligus Paling Rumit

CERITA duka di atas disampaikan Ketua KPU Pekanbaru Anton Merciyanto kepada Riau Pos, Selasa (30/4). Dari cerita yang didapat Anton, Hazairin sebetulnya sudah diminta dokter istirahat. Namun karena merasa bertanggung jawab sebagai Ketua KPPS, ia tetap bekerja dan mengikuti setiap tahapan Pemilu di TPS 029.

“Nah, karena kelelahan memang, beliau sakitnya kambuh. Kemudian membawa sepeda motor ke rumah sakit.  Di perjalanan Bapak Hazairin mengalami kecelakaan dan patah kaki. Memang dari cerita yang saya dapat saat membawa sepeda motor beliau menahan sakit,” sebut Anton.

Sepekan dirawat di rumah sakit, Hazairin dipanggil Allah SWT. Ia menghembuskan nafas terakhir, Senin (29/4) malam. Diakui dia, sosok Hazairin membuat seluruh keluarga KPU Pekanbaru merasa sangat berduka. Ia dinilai sangat bertanggung jawab dengan tugas dalam menggelar Pemilu 2019. Lebih jauh disampaikan Anton, sebelumnya sudah ada dua orang petugas penyelenggara yang meninggal. Total sampai saat ini di Pekanbaru sudah 3 orang petugas yang wafat.

“Total sampai saat ini sudah ada 3 orang pahlawan demokrasi yang gugur. Sebelumnya, Ahad (28/4) malam kami juga baru saja melayat di Kecamatan Tampan. Satu lagi itu di Kecamatan Marpoyan,” ungkapnya.

Sedangkan untuk petugas yang dirawat sampai saat ini sudah ada sebanyak 6 orang. KPU dikatakan Anton masih terus melakukan pendataan. Itu diperlukan sebagai dasar pengajuan santunan sesuai arahan dari KPU Riau. Namun dirinya belum mengetahui pasti, berapa dan kapan santunan tersebut bisa diberikan kepada petugas yang meninggal maupun sakit.

“Sejauh ini kami belum mendapatkan instruksi resmi. Namun kemarin selentingan saya sudah mendengar bahwa santunan tersebut sudah disetujui. Mungkin tinggal menunggu waktu saja. KPU Riau juga sudah suruh kami mendata. Bahkan kabarnya Gubernur juga akan turut memberikan santunan. Tapi semua kabar tersebut belum ada kami terima keputusan yang resmi,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, jumlah petugas penyelenggara Pemilu 2019 yang meninggal terus bertambah. Data dari KPU Riau setidaknya sudah ada 8 nyawa melayang. Ditambah dengan kabar terbaru dari Pekanbaru total secara keseluruhan di Riau menjadi 10 orang.

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook