Perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam saat ini, telah cukup menjadi pelajaran bagi umat Islam. Kondisi seperti ini telah membuat umat Islam lemah dan gampang diatur serta dipermainkan oleh mereka yang tidak senang dengan Islam. Oleh sebab itu sepatutnyalah dimulai kembali usaha untuk merajut ukhuwah yang sudah terkoyak tersebut. Dalam mewujudkan upaya ini, setiap umat Islam harus menghilangkan perbedaan-perbedaan yang akan menyebabkan sulitnya terbina ukhuwah tersebut. Unsur-unsur kesamaanlah yang seharusnya ditonjolkan.
Mari setiap umat Islam menghayati dan mengamalkan firman Allah SWT yang terdapat dalam surat al-Hujurat (49): 10 di atas dan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibn Umar yang artinya: "Seorang muslim bersaudara dengan muslim lainnya. Dia tidak menganiaya dan tidak pula menyerahkannya (kepada musuh). Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya. Siapa saja yang melapangkan suatu kesulitan dari seorang muslim, Allah akan melapangkan pula baginya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan yang dihadapinya pada hari kiamat. Siapa yang menutup aib seorang muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kemudian."
Nilai- nilai hadis di atas lah yang banyak dianjurkan oleh Rasulullah SAW selama bulan Ramadan. Dalam hadis riwayat al-Baihaqi, Rasulullah SAW mengatakan, bahwa siapa yang mampu memberikan perbukaan kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala sama seperti orang yang berpuasa yang diberikan perbukaan tersebut tanpa mengurangi pahala yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Ramadan adalah bulan untuk melatih diri peduli akan kesulitan orang lain. Jika ini dapat dilakukan, maka persaudaraan akan dapat terwujud secara optimal.
Lebih dari itu, persaudaraan akan dapat terwujud bila setiap muslim melapangkan hatinya. Sebab, suatu saat akan ada saja tanpa sebab musabab orang lain akan menyakiti hatinya. Tetapi karena hatinya senantiasa dilapangkan olehnya, sehingga ia akan dapat memaafkan kesalahan orang tersebut sekalipun orang itu belum meminta maaf kepadanya.
Melalui ibadah puasa di bulan Ramadan kita dilatih untuk bisa memaafkan kesalahan orang lain yang menyakiti hati kita melalui pengajaran Rasulullah SAW bahwa sekiranya ada orang lain yang memancing kemarahan kita melalui sikapnya, maka katakanlah kepadanya bahwa, "Saya dalam keadaan berpuasa."***