Kiat Berpuasa Aman bagi Penderita Diabetes Melitus

Pekanbaru | Jumat, 24 Maret 2023 - 09:41 WIB

Kiat Berpuasa Aman bagi Penderita Diabetes Melitus
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Riau dr Mukhyarjon SpPD. (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Umat muslim yang melaksanakan ibadah puasa pada bulan suci Ramadan. Bagi umat muslim berpuasa merupakan ibadah yang penting dan Allah SWT memberikan ganjaran yang besar kepada orang yang menjalaninya.

Beberapa keutamaan puasa bagi kesehatan telah diteliti banyak ilmuwan di antaranya yang ditulis pada sebuah artikel dalam Macedonian Journal of Medical Science, Syahrul Rahman menulis bahwa berpuasa dapat memperbaiki gula darah, kadar kolesterol darah, menurunkan stres psikis, menurunkan peradangan dan lain-lain.


Meskipun puasa memiliki berbagai manfaat, namun diperlukan kiat-kiat khusus pada kelompok orang dengan penyakit tertentu. Apabila berpuasa secara tidak hati-hati dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan.

Sebagai contoh, pada penderita diabetes melitus (kencing manis), beberapa risiko dapat terjadi, diantaranya adalah berkurangnya kadar gula di bawah ambang normal (hipoglikemia) atau bisa terjadi peningkatan gula darah yang drastis (hiperglikemi).

Internis dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Riau dr Mukhyarjon SpPD mengatakan, dampak lain juga dapat menyebabkan kekurangan cairan (dehidrasi) dan bahkan komplikasi akut karena meningkatnya zat asam di dalam darah (ketoasidosis).

''Meskipun terdapat risiko, penelitian melaporkan bahwa sebagian besar (lebih besar 80 persen) penderita kencing manis ingin tetap menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan,'' tuturnya, Rabu (22/3).

Mengingat hal itu, maka berpuasa pada penderita kencing manis harus dilakukan hati-hati dengan memperhatikan kaidah-kaidah tertentu, sehingga mendapatkan manfaat yang diharapkan.

Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni). Dikatakan dia, telah mengeluarkan beberapa kiat-kiat berpuasa bagi penderita kencing manis. Menurut Perkeni ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan setiap penderita kencing manis yang melaksanakan puasa.

''Pertama, penyesuaian nutrisi dan aktivitas fisik. Kedua, pengaturan dosis obat pada waktu berpuasa di bulan Ramadan. Ketiga, pemantauan gula darah dan keempat, mengetahui kapan penderita kencing manis membatalkan puasa,'' paparnya.

Ditambahkan dia, selama berpuasa perlu dilakukan penyesuaian nutrisi dan aktivitas fisik. Setiap hari tubuh memerlukan sekitar 1.200 sampai 2.000 kalori. Selama berpuasa, jumlah kalori yang dikonsumsi didistribusikan untuk sahur (30-40 persen) dan berbuka (40-50 persen) dan 1-2 kali cemilan (10-20 persen).

Dari jumlah tersebut karbohidrat adalah komposisi terbanyak (40-50 persen), jenis karbohidrat yang dipilih sebaiknya yang memiliki indeks glikemik rendah sehingga energi dapat dilepaskan secara perlahan, protein 20-30 persen berupa kacang-kacangan, ikan, unggas atau daging, lemak 30-35 persen berupa lemak monosaturasi dan lemak tak jenuh ganda.

Kemudian lemak jenuh harus dibatasi lebih kecil 10 persen dari total asupan kalori harian dan asupan serat yang cukup dari buah dan sayuran. Selain kalori, kita harus mencukupi kebutuhan cairan harian yaitu sekitar 30-50 cc per kilogram berat badan.

''Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan trombosis. Sahur sebaiknya dilakukan di akhir-akhir waktu dan selama berpuasa dianjurkan untuk menghindari makanan atau minuman manis dan tambahan gula pada makanan,'' terangnya.

Guna mencegah dehidrasi juga dianjurkan untuk menghindari makan atau minuman yang mengandung kafein. Selama berpuasa pasien kencing manis sebaiknya tetap melakukan aktivitas fisik rutin. Olahraga sebaiknya dilakukan di pagi hari dan setelah berbuka.

Sedangkan untuk mencegah dehidrasi dan hipoglikemi selama berpuasa, dianjurkan untuk tidak melakukan olahraga berat. Taraweh, yang merupakan ibadah rutin selama Ramadan juga dianjurkan karena bermafaat untuk  meningkatkan kekuatan otot dan sendi.  

Aspek penting yang harus diperhatikan selama menjalankan ibadah puasa adalah selalu memantau kadar gula darah. Pemantauan dapat dilakukan pada waktu sebelum sahur, pagi hari, siang hari, menjelang berbuka, 2 jam setelah berbuka, menjelang tidur dan kapan saja apabila ada keluhan.

Dengan melakukan pemantauan gula darah ini maka dapat diantisipasi komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan seperti penurunan gula darah atau peningkatan gula darah yang berlebihan.

''Pertanyaan yang sering ditanyakan juga oleh pasien kencing manis adalah bagaimana pola minum obat dan apakah ada perubahan dosis obat pada saat berpuasa? Obat diabetes ada beberapa macam diantaranya obat minum (oral) dan obat injeksi (insulin),'' tuturnya.

Obat minum ada yang meningkatkan insulin di dalam darah seperti obat golongan sulfonil urea contohnya adalah glibenclamid, glimepiride, gliclazide, gliquidone dan lain lain.

Untuk obat golongan ini, apabila dosis sebelumnya  1 x 1 tablet per hari pada pagi hari maka pada saat berpuasa tetap diminum 1 x sehari namun di minum pada saat berbuka.(nda)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook