OLEH: H SYAMSUAR - GUBERNUR RIAU

Kesalehan Individu dan Kolektif

Petuah Ramadan | Senin, 06 Mei 2019 - 10:05 WIB

Kesalehan Individu dan Kolektif

(RIAUPOS.CO) -- MARHABAN ya Ramadan. Kalimaat inilah yang senantiasa diucapkan umat Islam setiap datangnya bulan suci Ramadan. Suasana kebatinan begitu jelas terlihat setiap datangnya bulan mulia ini. Makna spiritual Ramadan, selain kewajiban esensial muslim yakni berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, tersirat muatan religius yakni menjadikan diri kita insan yang muttaqien dengan tujuan membenahi diri dan memperbaiki  tatanan sosial ke arah yang diridhoi Allah SWT.

Ramadan merupakan “pesantren” dalam melahirkan kesalehan individu dan kesalehan sosial. Kesalehan individu merupakan modal dalam menciptakan kesalehan sosial dengan mentransformasikan nilai nilai ketakwaan, membangkitkan kesadaran keagamaan secara kolektif. Sehingga kohesi keumatan tetap terjaga, Allah SWT menyatakan dalam Alquran, Ar-Ra’ad 13:11, “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya.”


Allah juga berfirman, kita dalam kehinaan kecuali kita dapat menjalin komunikasi secara vertikal (Allah SWT) dan menciptakan komunikasi secara horizontal (sosial). Keseimbangan inilah yang ingin diciptakan dengan semangat Ramadan. Dalam mewujudkan kesalehan individu dan kesalehan kolektif, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mencoba menyentuh dan mengasah kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual dengan mengajak ASN Pemprov mengeluarkan 2,5 persen dari penghasilan yang diperolehnya dalam bentuk zakat profesi. Pemprov juga telah mengeluarkan surat edaran akan pentingnya salat berjamaah di lingkungan unit kerja dengan tanpa mengabaikan tanggung jawab sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

Di samping itu, Pemprov dan pemegang saham Bank Riau Kepri, dalam Rapat Umum Pemegang Saham juga telah bersepakat mengkonversi Bank Riau Kepri dari bank konvensional menjadi Bank Riau Kepri Syariah. Kebijakan ini diambil semata-mata sebagai upaya kita menjadikan Riau sebagai Pusat Pengembangan Budaya Melayu dan Keislaman, bukan hanya di Asia Tenggara, namun di dunia. Bahkan kita juga akan segera membangun Islamic Center bertaraf internasional agar kiblat dunia Islam berpindah ke Bumi Melayu ini.

Semangat Ramadan ini diharapkan dapat mengasah kecerdasan emosional dalam bentuk menahan segala yang dapat membatalkan puasa, kecerdasan spiritual dengan meningkatkan amal ibadah. Puasa di siang hari, dan malamnya dengan mendirikan malam-malam Ramadan. Setiap ibadah yang diperintahkan Allah SWT tentunya bertujuan untuk meningkatkan hubungan vertikal dan horizontal secara seimbang.  

Hubungan vertikal yaitu hubungan ubudiyah kita kepada Allah (hablumminallah), sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan muamalah kita kepada sesama muslim dan makhluk Allah lainnya (hablumminannas). Bahkan, salah satu karakteristik utama masyarakat Islam di masa Rasulullah SAW adalah adanya iman dan takwa yang kuat kepada Allah SWT. Itu sejalan dan berbanding lurus dengan terciptanya ukhuwah Islamiyah dengan sesama muslim sehingga  persatuan umat Islam yang kuat dapat terwujud. Marhaban ya Ramadan. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1440 H.***

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook