Beberapa hari setelah bencana, dia kembali ke Tanjung Lesung. Kemudian dia berkeliling. ”Camping ground, kawasan yang untuk snorkeling, itu kena. Termasuk di sebagian wilayah ini (cottage). Dua puluhan kamar rusak,” ucapnya.
Begitu melihat keadaan Tanjung Lesung, dia tidak lantas terpuruk. Yang diingatnya adalah segera membenahinya. Dua bulan pertama, area cottage -lah yang dibenahi. Material yang mengotori kawasan wisata itu dibersihkan. Puing-puing bangunan disingkirkan. Di saat itulah, pelan-pelan pembangunan dilakukan.
”Ini kerja sama banyak pihak hingga hasilnya seperti ini,” tuturnya.
Selain Widi, korban lainnya yang bercerita adalah Oyong. Dia waktu itu berada di kawasan Tanjung Lesung untuk acara yang diadakan di kawasan tersebut. Oyong sehari-hari adalah seorang ustaz. ”Saya ini juga korban. Sejak 22 Desember, baru hari ini saya kembali,” ujarnya sebelum menyampaikan doa di acara yang dihelat Kementerian Pariwisata.
Seiring dengan kondisi Tanjung Lesung yang membaik, 25 Maret lalu Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Anak Krakatau. Sebelumnya gunung tersebut berstatus siaga atau level III menuju waspada (level II). Itu merupakan harapan baik untuk menumbuhkan kepercayaan wisatawan agar mau datang lagi ke Tanjung Lesung.