Tumin dan kawan-kawan sengaja datang ke Kerinci. Tidak hanya dari Jogya, tapi juga Jakarta, Surabaya, Jawa Tengah, Jawa Barat dan lainnya. Jumlahnya lebih 30 orang. Baginya, berjalan dan duduk di atap Sumatera, sudah lama dirindukan. Sengaja, pendakian dilakukan di hari kemerdekaan, sengaja mengambil momen tersebut.
‘’Inilah kemerdekaan, sangat sulit kita capai. Penuh perjuangan, banyak pengorbanan, tidak mengenal kata putus asa jika ingin merdeka. Itu perjuangan yang dilakukan pemimpin-pemimpin kita sebelumnya. Sama seperti mendaki. Penuh perjuangan, pengorbanan, sulit, keras, sabar, setia kepada kawan sependakian, tidak boleh putus asa bila ingin sampai di puncaknya. Tapi tetap harus hati-hati agar tidak sesat. Memandang gunung ini gampang, terasa mudah di gapai puncaknya. Tapi saat menjalani, nyawa taruhannya. Begitulah mencapai kemerdekaan. Tak bisa sendiri. Makanya, jangan sia-siakan kemerdekaan yang kita punya,’’ ujar Robi, Ketua Bivak Pekanbaru yang juga melakukan pendakian bersama teman-temannya.
Pendaki yang datang memang dari berbagai daerah. Bahkan beberapa di antaranya pendaki manca negara. Khusus dari Pekanbaru, diperkirakan mencapai 40 orang. Mereka berasal dari daerah berbeda di Riau. Selain tim Riau Pos dan Bivak Pekanbaru, juga ada kelompok lain. Banyak juga yang datang hanya beberapa orang dan gabung dengan kelompok lain dari daerah lain. Intinya, mereka sudah janjian untuk sama-sama merayakan hari kemerdekaan di puncak Gunung Kerinci.
Lebih Parah
Hujan, gerimis yang hampir terus mengguyur Gunung Kerinci selama dua hari, ditambah tanpa panas matahari, membuat jalur saat turun semakin parah. Pendaki yang rata-rata turun setelah upacara bendera, harus menempur jalur berlumpur. Sepanjang jalur dari shelter tiga hingga pos rimba. Perjalanan turun tim Riau Pos yang dimulai pukul 15.00 WIB, baru berakhir pukul 21.30 WIB, dengan sekali berhenti untuk istirahat minum dan duduk. Selebihnya berjalan dan berhenti beberapa menit sambil berdiri.