Memaknai Kemerdekaan dari Atap Sumatera

Pesona Indonesia | Minggu, 27 Agustus 2017 - 05:00 WIB

Memaknai Kemerdekaan dari Atap Sumatera
UPACARA BENDERA: Suasana upara bendera yang dilaksanakan di Tugu Yudha, peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Jalur Sulit

Dibandingkan dengan jalur-jalur gunung di Sumatera seperti Marapi, Talang, Singgalang, Sago, Tandikek dan Talamau di Sumbar, atau gunung Dempo di Palembang, jalur Gunung Kerinci jauh lebih sulit. Begitu juga dengan beberapa gunung di Indonesia, jalur Gunung Kerinci merupakan jalur paling diperhitungkan tingkat kesulitannya oleh para pendaki. Memang, setiap gunung memiliki karekter yang berbeda. Lain sulitnya Gunung Rinjani, lain pula Gunung Kerinci.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebagai puncak tertinggi Bukit Barisan yang membentang sepanjang Sumatera, yakni dari Aceh hingga Lampung, tapi Gunung Kerinci berdiri sendiri. Gagah. Keras. Bukit-bukit di kiri kanannya tidak terlihat. Sedangkan Gunung Tujuh, berdiri di belakangnya. Gunung ini beserta dengan danaunya yang unik, bisa terlihat jelas dari puncak Gunung Kerinci di saat cuaca tidak berkabut. Sunrise, sunset dan kawah yang luas, juga terlihat jelas.

Pendakian kali ini benar-benar pendakian terparah yang pernah Riau Pos lalui, baik cuaca mau pun jalurnya karena hujan berterusan. Banyaknya jumlah pendaki, menambah jalur semakin sulit, becek dan berlumpur.  Lumpur sudah terlihat sejak meninggalkan pintu rimba di ketinggain 1809 mdpl hingga pos 1, pos 2, pos 3 dan shelter 1. Lokasi kemping yang sudah dipadati pendaki, juga berlumpur. Hampir tidak ada ruang kosong. Bahkan hingga di bagian bawah mau pun atas shelter 1. Tenda dome warna warni, beberapa bendera merah putih, besar kecil, mewarnai beberapa sudut tempat ini. Shelter ini menjadi pilihan pendaki untuk istirahat di malam pertama setelah melakukan perjalanan sepanjang hari..

Pagi di hari kedua, pendaki sudah harus bersiap melanjutkan perjalanan. Langsung menuju shelter dua atau tiga. Masing-masing pendaki bebeas memilih shelter mana yang dipilihnya untuk beristirahat pada malam pertama dan malam kedua. Bahkan ada pendaki yang memilih melakukan perjalanan malam hari. Tapi, pada umumnya, malam kedua pendaki memilih lengsung ke shelter tiga. Sebab, pagi untuk summit ke puncak tidak terlalu jauh sekitar 2-3 jam. Tergantung kondisi pendaki dan jam berapa ia mulai melakukan perjalanan.

Jarak antara shelter 1 ke shelter 3, cukup jauh. Jalurnya juga semakin sulit, semakin menanjak. Pendaki harus melewati jalur yang merupakan jalan air yang sempit seperti lorong, atau memilih di berjalan tepian atas jalan antara pohon-pohon yang tumbuh di kiri kanan. Jalur yang dilalui antara shelter ini lebih banyak berjalan pada akar-akar pohon dibandingkan tanah. Kadang juga harus bergelantungan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook