(RIAUPOS.CO) - BAGI Uty, hidup itu selalu berada dalam dua sisi. Suka dan tidak suka. Pro dan kontra. Yang jelas, selagi tidak merugikan orang lain dan melanggar norma, apapun akan ia lakukan demi membahagiakan orang di sekelilingnya. Terutama kedua orangtua yang telah memberinya inspirasi dalam memaknai hidup.
Bagi uty, demikian gadis berdarah Batak dan Jawa ini akrab disapa, bila Tuhan ingin menciptakanya sebagai pribadi yang lain, tentunya dia akan menjadikanya seperti yang lain. ”If God wanted me Otherwise, He would Have Created me othewise. Jadi inilah kehendak Tuhan, dan saya tetap akan menjadi seperti apa yang Tuhan Inginkan dari diri saya,” katanya sambil tersenyum.
Prinsip yang dipegang teguh oleh dara yang hobi gowes ini mengingatkan kita akan ungkapan seorang komandan kolonial yang hidup di Inggris pada 1600, Jhon Mason, yang terkenal dengan ungkapanya, “Kita terlahir sebagai originlitas, mengapa harus mati menjadi seorang kopian”.
Terpisah jauh dari kedua orangtua, tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap berkarir dan berkarya. Waktu segang selepas bekerja biasanya ia habiskan untuk berkumpul bersama sahabat. Tak jarang perempuan yang hobi makan ayam dan minum es jeruk ini meluangkan waktunya belanja di pasar tradisional untuk keperluan memasak.
“Sesekali kalau ada waktu, aku juga hobi banget masak,” katanya.(kun)
TTL: Jambi, 24 Maret 1993
Umur : 22 Tahun
Alamat : Jln. Akasia, Tangkerang Tengah, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru
Pekerjaan: Wiraswasta
Ayah: Ayong Nasution
Ibu: Sri Ami Puspa Sari
Anak ke: 1
Saudara: 2
Berat: 51 Kg
Tinggi: 164 Cm
Celana: 27
Baju: M
Sepatu: 38
Hobi: Olahraga, masak, nyanyi
Cita cita : Bekerja, membahagiakan diri sendiri dan Keluarga
Motto: Always be Yourself no matter what they say and never be anyone else even if they look better than me.