PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dewan Pendidikan Riau menyebut terjadi penurunan mutu pendidikan di Provinsi Riau dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Dari Angka Partisipasi Kasar (APK) Riau tercatat baru mencapai 78 persen, sedangkan nasional mencapai 82.
‘’Ada 22 persen tamatan SMP yang tidak menyambung,” kata Sekretaris Dewan Pendidikan Riau Fachri Ras kepada Riau Pos, Ahad (28/4).
Sementara IPM Riau masih 8,7 tahun. Artinya, wajib belajar 9 tahun belum tuntas. “Padahal Riau sedang menyiapkan Wajar 12 tahun,” ucapnya.
Selain itu, Fachri yang juga merupkan dosen FKIP UR ini memaparkan hasil UKG Riau rata-rata hanya 5,4. Sedangkan, Mendikbud sendiri telah menetapkan UKG harus mencapai 8, begitu pula hasil UN SMA sederajat juga menurun.
‘’Sekarang kabupaten terendah mencapai 5,4,” sambungnya.
Penurunan hasil UN ini, Ungkap Fachri berbanding terbalik dengan peningkatan nilai masuk perguruan tinggi. Seperti Unri yang berada dirangking 24 perguruan tinggi terbaik Indonesia standarnta semakin lama semakin tinggi.
‘’Akibatnya, banyak orang luar yang lulus masuk Unri,” tambahnya.
Untuk mengangkat mutu pendidikan, Dewan Pendidikan Provinsi Riau merekomendasikan kepada Gubernur Riau Syamsuar untuk mengangkat seorang pejabat setingkat eselon III khusus untuk mengurus mutu pendidikan.(*1)