KUANSING (RIAUPOS.CO) - LPPM Universitas Riau kembali melanjutkan kegiatan untuk tahun keempat, tahun 2023. Ini merupakan kegiatan begulir secara sistematis selama 3 tahun melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Koto Simandolak Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi.
Secara beturut-turut sejak tahun 2020-2022 telah dilakukan kegiatan pelatihan dan pendampingan budidaya pakan ternak. Selain itu pengembangan instalasi biogas, dan pengembangan pakan ternak jerami amoniasi dan fermentasi serta pembuatan mineral blok.
Pada tahun 2023 kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk organik. Pupuk organic yang dikembangan meliputi pupuk organik cair (lindi) dan pupuk organik padat tricodherma (Trico Kompos) dengan bahan jerami.
Pelaksana kegiatan pengabdian antara lain Djaimi Bakce, SP, MSi sebagai Ketua. Selain itu untuk Anggota Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA, Prof Dr Almasdi Syahza, SE MP, Dr Ir Adiwirman, MS, dan Dr Ir Evy Rossi, MSc. Dalam pelaksanaan kegiatan juga melibatkan 10 orang mahasiswa Kuliah Kerja Nyaata (Kukerta) integrasi.
Proses pembuatan pupuk kompos memerlukan bakteri pengurai atau dekomposer. Dalam kegiatan pelatihan pembuatan tricho kompos jerami dan pupuk organik cair (lindi), Adiwirman menyatakan dekomposer Trichoderma sp. memiliki banyak kelebihan dibanding dekomposer lainnya.
Karena kompos yang dihasilkan mengandung Trichoderma sp yang berfungsi sebagai biofungisida untuk mengendalikan penyakit yang diakibatkan oleh cendawan patogen. Lebih lanjut Adiwirwan memaparkan mengenai pupuk organik cair (lindi), Air lindi dapat dikatakan sebagai pupuk karena dalam kandungan air lindi mengandung unsur–unsur yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen dan Posfor.
Sementara itu, Kepala Desa Koto Simandolak Pikri berharap kegiatan pelatihan dan pendampingan oleh tim pengabdian LPPM Universitas Riau dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Menanggapi harapan tersebut, Djaimi Bakce selaku ketua tim pengabdian di Desa Koto Simandolak, menyatakan keberlanjutan dari pengembagan ternak terintegrasi ini sangat tergantung pada anggota Kelompok Ternak sendiri.
Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diajarkan akan memberikan manfaat secara berkesinambungan jika para peternak menerapkannya dengan baik dan terus berinovasi.(ifr/rio)